Merger BUMN Karya Ditunda ke Tahun Depan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 27 November 2025 11:55 WIB
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria (Foto: Repro)
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, memastikan rencana merger BUMN karya tidak akan rampung tahun ini. Meski sebelumnya ditargetkan bisa diselesaikan lebih cepat, Dony menyebut proses penyatuan perusahaan konstruksi pelat merah tersebut masih dalam tahap pengkajian.

Ia menegaskan bahwa merger tetap menjadi keputusan final, namun perlu disiapkan secara hati-hati.

Dony mengatakan, sejumlah BUMN karya yang bermasalah pada kinerja keuangannya juga didorong untuk memperbaiki terlebih dahulu. 

"Khusus untuk karya, kita masih melakukan proses pengkajian bentuk terbaik daripada merger. Mergernya kan sudah pasti, karena kita akan melakukan, supaya perusahaan-perusahaan karya kita menjadi lebih kuat ke depannya. Nah, ini akan kita lakukan kajian-kajiannya. Ada beberapa opsi," ujarnya ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (26/11/2025).

Sejumlah BUMN karya yang masuk dalam rencana merger meliputi PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Nindya Karya (Persero).

Ia juga menegaskan bahwa proses penggabungan akan didahulukan untuk BUMN yang bermasalah pada kinerja keuangannya. Jadi, untuk Nindya Karya dan Brantas Abipraya tidak didahulukan dalam aksi merger, karena kinerja keuangannya dinilai masih baik.

"Jadi kita lagi lihat ada beberapa pilihan. Salah satunya kemungkinan skenario itu ada lagi skenario yang lain. Kita carry over ke tahun depan. Tidak selesai di tahun ini. Khusus untuk karya tidak selesai di tahun ini," terangnya.

Merger BUMN Karya belum bisa dirampungkan tahun ini lantaran kompleksnya persoalan keuangan yang membelit sejumlah perusahaan tersebut. Ia menegaskan bahwa melalui Danantara, seluruh BUMN Karya yang menghadapi masalah finansial wajib menata kembali kondisi keuangannya terlebih dahulu.

"Teman-teman tentu tau problematika di karya banyak sekali ya. Termasuk tadi restrukturisasi daripada utang-utangnya dulu. Jadi kan problem keuangan mereka cukup dalam di karya-karya ini. Ini kita harus transparan juga kepada publik. Karya-karya kita menghadapi persoalan keuangan yang cukup dalam selama ini. Nah, ini kita perbaiki dulu dengan Danantara. Kita perbaiki, kita lakukan dulu restrukturisasi," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengkaji proses penggabungan BUMN Karya dan menargetkan merger ini dapat rampung pada Desember 2025.

Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini penyusunan skema merger dan pembentukan klaster BUMN Karya masih terus berjalan.

"Proses merger, holdingisasi hingga pembubaran atau pembentukan BUMN ada di kami. Sedang kami kaji bagaimana merger kelompok BUMN Karya, tapi mudah-mudahan Desember ini selesai," katanya di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Ketika ditanya mengenai kemungkinan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dikeluarkan dari bursa sebagai konsekuensi merger, Aminuddin menyatakan belum bisa memberikan kepastian.

"Ya nanti tunggu aja, nanti ada kita buat klaster beberapa BUMN untuk yang BUMN Karya itu, harusnya Insyaallah Desember sudah selesai," pungkasnya.

Topik:

bumn-karya merger-bumn danantara