Mirae Asset Buka Suara soal Nasabah yang Kehilangan Dana Rp71 M

Jakarta, MI - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan penjelasan terkait laporan nasabah ke Bareskrim Polri atas dugaan akses ilegal dan penipuan yang diklaim menyebabkan hilangnya dana investasi sebesar Rp71 miliar.

“Saat ini kami menjalankan investigasi internal dan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta PPATK untuk memastikan proses pengungkapan kasus ini dapat dilakukan sebaik-baiknya dan sesuai ketentuan.” tulis manajemen Mirae Asset dalam keterangan resmi Senin, (1/12/2025).

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya dugaan kuat bahwa nasabah memberikan kata sandi serta akses akun kepada pihak lain. Tindakan itu dianggap melanggar keamanan dan berisiko terhadap akun. Manajemen menegaskan bahwa temuan ini masih dalam pendalaman.

Mirae Asset menegaskan tidak akan ragu menempuh langkah hukum apabila investigasi mengungkap adanya penyalahgunaan, laporan palsu, atau tindakan yang merugikan reputasi perusahaan.

“Kami memastikan platform, sistem, dan operasional perusahaan tetap aman dan berjalan normal, sesuai standar industri dan regulasi yang berlaku,” kata manajemen.

Manajemen juga mengimbau seluruh nasabah agar selalu menjaga kerahasiaan data akun, termasuk kata sandi, PIN, dan kode OTP, serta tidak membagikannya kepada siapapun, termasuk orang terdekat, guna mencegah akses yang tidak sah.

Sebelumnya, seorang nasabah bernama Irman (70) melaporkan Mirae Asset Sekuritas ke Bareskrim Polri atas dugaan penipuan dan akses ilegal setelah dana investasinya senilai Rp71 miliar mendadak hilang dari rekening.

Kuasa hukumnya, Krisna Murti, menyampaikan, “Hari ini kami melaporkan dugaan tindak pidana terhadap Mirae Sekuritas dengan adanya bahwa klien kami kehilangan uang di situ dengan jumlah Rp71 miliar.”

Krisna menjelaskan bahwa kejadian itu bermula pada 6 Oktober 2025, ketika Irman menerima email konfirmasi transaksi pada pukul 19.34 WIB melalui alamat yang terdaftar di akun sekuritasnya. 

“Padahal, klien kami tidak pernah melakukan transaksi itu,” ucap Krisna.