Ukraina Diambang Perang, Biden Pertimbangkan Pertemuan dengan Putin dan Zelenskiy

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Januari 2022 10:37 WIB
Washingthon, Monitorindonesia.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menurut Gedung Putih mempertimbangkan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas ancaman invasi Moskow ke Kiev. Hal ini sebab tidak ada terobosan dalam pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengenai pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan kedua negara itu. Sementara itu, pengiriman pertama paket bantuan keamanan Amerika Serikat senilai US$200 juta tiba di Kyiv. Pengiriman bantuan tersebut mengikuti kunjungan Blinken ke Kyiv minggu ini di tengah kekhawatiran atas puluhan ribu tentara Rusia yang berkumpul di perbatasan. “Amerika Serikat mendukung angkatan bersenjata Ukraina mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya,” ujar Kedutaan Besar AS seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (23/1/2022). Menteri Pertahanan Ukraina pun berterima kasih kepada AS atas bantuannya. Negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania juga akan mengirim rudal anti-tank dan anti-pesawat buatan AS ke Ukraina dalam sebuah langkah yang menurut Blinken didukung sepenuhnya oleh Washington. “Kami mendukung transfer peralatan pertahanan Sekutu NATO dari Estonia, Latvia, dan Lithuania untuk memperkuat kemampuannya mempertahankan diri terhadap agresi Rusia,” katanya. Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, awal pekan ini menggambarkan pasokan senjata Barat ke Ukraina sebagai sangat berbahaya. Menurutnya, mereka "tidak melakukan apa pun untuk mengurangi ketegangan". Ketegangan meningkat sebab pihak Barat telah menolak tuntutan utama Moskow agar NATO tidak menjadikan Ukraina sebagai anggota agar Rusia menarik kembali pasukannya dari Eropa Tengah dan Timur. Sedangkan pertemuan antara Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Jumat berakhir tanpa terobosan. Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Jumat malam, para menteri pertahanan dari tiga negara Baltik mengatakan mereka “bersatu dalam komitmen untuk kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang berkelanjutan”.

Topik:

Rusia Amerika Serikat NATO Invasi Ukraina