Dua Tentara Ukraina Tewas Tertembak, PBB Gelar Sidang Darurat

Surya Feri

Diperbarui 22 Februari 2022 16:35 WIB

Dua Tentara Ukraina Tewas Tertembak, PBB Gelar Sidang Darurat

Monitorindonesia.com - Dua tentara Ukraina dilaporkan tewas akibat penembakan semalam dan 12 lainnya terluka, menurut laporan dari Operasi Gabungan Ukraina yang diterbitkan pagi ini. Laporan tersebut mengatakan bahwa tercatat 84 pelanggaran selama 24 jam terakhir dari pasukan yang didukung Rusia. Sedangkan 64 pelanggaran di antaranya menggunakan senjata yang dilarang oleh perjanjian Minsk. Sebagai akibat dari penembakan itu, dua personel tentara Ukraina meninggal akibat luka terkena pecahan peluru, sementara 12 personel lainnya terluka dan menerima perawatan, menurut kementerian pertahanan Ukraina menambahkan seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (22/2). Sementara itu, Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat selama beberapa jam. Dalam sidang itu berbagai kecaman atas tindakan Rusia mendukung kelompok separatis bermunculan. Perwakilan dari Amerika Serikat, Inggris Raya, Prancis, Jerman, India, Irlandia, UEA, Kenya, dan Ghana semuanya dengan tegas mendesak perdamaian dan diplomasi dalam upaya untuk mencegah perang. Dalam pidatonya, Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield meragukan pernyataan Putin bahwa pasukan Rusia akan mengambil peran “penjaga perdamaian” di wilayah Donetsk dan Luhansk. "Dia menyebut mereka penjaga perdamaian. Ini tidak masuk akal. Kami tahu siapa mereka sebenarnya", katanya. Mengacu pada tuduhan Putin baru-baru ini, sang duta besar mengatakan bahwa kata-katanya merupakan “serangkaian klaim palsu yang keterlaluan” yang ditujukan untuk “menciptakan dalih untuk perang.” Putin ingin melakukan perjalanan kembali ke masa ketika kekaisaran menguasai dunia. Ini bukan tahun 1919, tambahnya. Sedangkan perwakilan tetap Inggris untuk PBB, Dame Barbara Woodward, menyoroti dampak kemanusiaan dari kemungkinan invasi. Tindakan yang dipilih Rusia hari ini akan memiliki konsekuensi yang parah dan berjangkauan luas, terutama untuk kehidupan manusia. "Invasi ke Ukraina melepaskan kekuatan perang, kematian dan kehancuran pada rakyat Ukraina," katanya. Dalam upaya untuk menggambar ulang perbatasan dengan paksa, tindakan Rusia menunjukkan penghinaan terang-terangan terhadap hukum internasional, katanya. Setelah sekitar satu jam, akhirnya Rusia buka suara. Duta Besar Vasily Nebenzya menyebut pernyataan sebelumnya sebagai "serangan verbal langsung" dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menjawab. Nebenzya juga menyerang barat karena "mendorong" Ukraina ke arah konflik dan menuduh negara lain mengabaikan penderitaan orang-orang di Donbas. "Sebagian besar dari Anda tidak menemukan tempat untuk hampir empat juta penduduk Donbas", katanya. “Rekan-rekan Barat kami tanpa malu-malu telah menjejalkan senjata ke Ukraina”. Rusia kemudian menuduh Ukraina berada di ambang “petualangan militer”. Membiarkan pertumpahan darah baru di Donbas adalah sesuatu yang tidak ingin kami lakukan, katanya. Sedangkan Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya mengambil sikap dan bersikeras bahwa perbatasan negaranya tetap “tidak dapat diubah” terlepas dari tindakan Rusia. “Kami berada di tanah kami sendiri. Kami tidak takut pada apa pun atau siapa pun, kami tidak berutang apa pun kepada siapa pun dan kami tidak akan memberikan apa pun kepada siapa pun. Tidak boleh ada keraguan sedikitpun,” ujarnya.

Topik:

Rusia Ukraina

Dua Tentara Ukraina Tewas Tertembak, PBB Gelar Sidang Darurat

Berita Sebelumnya

Rusia Perintahkan Pasukan ke Ukraina Timur

Berita Selanjutnya

Jepang Jatuhkan Sanksi kepada Rusia Atas Tindakannya di Ukraina

Berita Terkait

TNI Ungkap Eks Marinir Gabung Tentara Rusia karena Terlilit Pinjol dan Judol

Trump Murka, Rusia Terancam Tarif Impor 100 Persen dari AS

Rekaman Terungkap: Trump Sempat Ancam Bombardir Moskow

Waka MPR Sambut Tawaran Kerjasama Pengembangan Nuklir Indonesia-Rusia: Peluang Strategis

DPR Dukung Kemitraan RI-Rusia di Sektor Migas dan Energi Nuklir

Hasil Pertemuan Prabowo dan Putin: Ini Sederet Kerja Sama RI-Rusia

ekonomi

politik

hukum

pendidikan

olahraga

nasional

global

hiburan

tech

kesehatan

cuaca

opini

lifestyle

investigasi

metropolitan

ragam

anti-hoaks

Redaksi

Tentang Kami

Kode Etik

SOP

Penafian

Dewan Pers

Pedoman

Kontak Kami

Pertanyaan

Kebijakan

S&K