Kapal Pukat Tenggelam di Yunani Tewaskan 300 Warga Pakistan
Rekha Anstarida
Diperbarui
19 Juni 2023 16:28 WIB
Jakarfta, MI - Lebih dari 300 warga negara Pakistan tewas dalam insiden tenggelamnya kapal pukat ikan di lepas pantai Yunani.
Ketua Senat Pakistan, Muhammad Sadiq Sanjrani, mengungkapkan angka tersebut dalam sebuah pernyataan pada Minggu (18/6), dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang berduka.
“Pikiran dan doa kami bersamamu, dan kami berdoa agar jiwa-jiwa yang telah meninggal menemukan kedamaian abadi,” kata Sanjrani seperti dikutip dari CNN, Senin (19/6).
“Insiden yang menghancurkan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasi dan mengutuk tindakan menjijikkan perdagangan manusia ilegal,” imbuhnya.
Pakistan berada di tengah krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dasawarsa, dengan upaya mengamankan jalur kehidupan keuangan dari Dana Moneter Internasional yang diperumit oleh gejolak politik di negara itu.
Pertumbuhan terhenti dan inflasi melonjak di negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta selama setahun terakhir. Negara ini telah berjuang untuk mengimpor produk makanan penting, yang menyebabkan penyerbuan mematikan di pusat-pusat distribusi.
Jumlah orang Pakistan yang melintasi rute berbahaya ke Eropa untuk mencari masa depan yang lebih baik telah bergema di seluruh negeri, mendorong Perdana Menteri Shehbaz Sharif untuk menyatakan hari Senin sebagai hari berkabung nasional bagi mereka yang tewas dalam tenggelamnya kapal.
Dalam tweet hari Minggu, dia memerintahkan "penyelidikan tingkat tinggi" atas insiden tersebut.
“Saya meyakinkan bangsa bahwa mereka yang ditemukan lalai terhadap tugas mereka akan dimintai pertanggungjawaban. Tanggung jawab akan ditetapkan setelah penyelidikan dan kepala akan bergulir,” tulis Sharif.
Sekitar 750 pria, wanita dan anak-anak berada di kapal ketika terbalik minggu lalu, Badan Migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (IOM) mengatakan, menewaskan ratusan orang dan menjadikan tragedi itu salah satu yang terburuk di Laut Mediterania, menurut Komisaris Uni Eropa untuk Rumah Urusan Ylva Johansson.
Setiap tahun, puluhan ribu migran yang melarikan diri dari perang, penganiayaan, perubahan iklim, dan kemiskinan berisiko menempuh rute berbahaya ke Eropa.
Johansson mengutuk peran "penyelundup" yang menempatkan orang di atas kapal.
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Berita Terkait
Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas, Pakistan Tetapkan 20 Mei Hari Berkabung
20 Mei 2024 16:42 WIB
Politik
Komisi IX Minta Kepala BP2MI Tak Lepas Tangan Atas Persoalan Barang PMI
8 April 2024 20:32 WIB
Ekonomi
Jelang Idul Fitri 2024, Komisi IX Minta Tidak Persulit Kiriman Barang PMI ke Indonesia
8 April 2024 14:41 WIB