Israel Tak Sengaja Bunuh Tentara Lebanon, Situasi Memanas

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 7 Desember 2023 07:58 WIB
Tentara Nasional Lebanon Bersama Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (Foto: AFP)
Tentara Nasional Lebanon Bersama Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (Foto: AFP)

Jakarta, MI - Seorang tentara nasional Lebanon terbunuh akibat tembakan Israel di sebuah pos militer. Penembakan itu terjadi dekat perbatasan selatan negara itu pada Selasa (5/12).Hal Ini merupakan kematian pertama tantara Lebanon, sejak perang Hamas dan Israel dimulai pada Oktober lalu.

Di perbatasan Lebanon-Israel telah terjadi baku tembak yang semakin intensif sejak pecahnya perang antara Hamas dan Israel, terutama yang melibatkan Hizbullah yang didukung Iran, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.

“Posisi militer di daerah Adaysseh dibombardir oleh musuh Israel, menyebabkan satu tentara tewas dan tiga lainnya terluka,” kata tentara Lebanon dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.

Tentara Israel mengakui insiden tersebut, dan mengatakan dalam sebuah postingan di X, bahwa mereka menarget posisi Hizbullah dalam upaya “untuk menghilangkan ancaman yang dekat."

“Angkatan Bersenjata Lebanon bukanlah sasaran serangan itu,” kata Pasukan Pertahanan Israel, seraya menambahkan bahwa pihaknya menyesali insiden tersebut.

Selasa malam, tembakan Israel menewaskan seorang pekerja asal Suriah, ketika menyasar peternakan ayam tempat dia bekerja, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon NNA dan seorang pejabat setempat.

Israel menembaki dan melakukan serangan udara di Lebanon selatan, sementara Hizbullah mengklaim serangan terhadap posisi Israel, kata NNA.

Lebih dari 110 orang tewas di pihak Lebanon sejak Oktober, sebagian besar adalah milisi Hizbullah dan belasan lainnya dari warga sipil, menurut penghitungan AFP.

Israel mengatakan enam tentaranya dan tiga warga sipil tewas.

Misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) mengatakan, markas besarnya di Lebanon selatan telah beberapa kali terkena serangan.

Mengomentari kematian tentara Lebanon tersebut, UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Angkatan Bersenjata Lebanon tidak terlibat dalam konflik dengan Israel.

“Selama beberapa hari terakhir, kita telah melihat peningkatan kekerasan yang cepat dan mengkhawatirkan,” tambah UNIFIL, sambil mendesak diakhirinya “siklus kekerasan, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi kedua belah pihak”.

Pasukan penjaga perdamaian Lebanon hadir di perbatasan sebagai bagian dari Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang tahun 2006. (Ran)