Makna Nama Paus Leo XIV, Pilihan Robert Prevost

Jakarta, MI - Robert Francis Prevost terpilih menjadi Paus baru dengan nama Paus Leo XIV di Kapel Sistina, pada Kamis (8/5/2025) malam waktu setempat. Nama Paus Leo XIV tentu memiliki arti penting untuk Paus ke-267 ini.

Pemilihan nama ini bukan sekadar formalitas, melainkan simbol dari arah, semangat, dan visi yang akan dibawanya dalam kepemimpinan Gereja Katolik Roma.

Melansir dari CBS News, Jumat (9/5/2025), tidak ada aturan tertulis dalam pemilihan nama Paus. Namun, nama yang dipilih umumnya mengacu pada tokoh penting dalam sejarah Gereja Katolik.

Nama Leo telah digunakan oleh 13 Paus sebelumnya, dan kini digunakan untuk ke-14 kalinya oleh Paus Leo XIV. Nama ini erat kaitannya dengan dua tokoh besar dalam sejarah Gereja Katolik, yaitu Paus Leo I yang dijuluki "Leo Agung" dan Paus Leo XIII.

Paus Leo I, yang menjabat pada tahun 440 hingga 461 dikenal luas karena jasanya dalam mencegah invasi Attila the Hun ke Roma. Ia juga dikenal karena kontribusinya dalam merumuskan doktrin penting Gereja.

Nama Leo juga mengingatkan pada Paus Leo XIII yang dikenal dengan ensiklik Rerum Novarum (1891). Dokumen ini mengangkat isu-isu penting mengenai hak-hak pekerja, kapitalisme, dan keadilan sosial, serta menjadi dasar dari ajaran sosial modern Gereja Katolik.

Dengan memakai nama Leo, Paus Leo XIV menunjukkan sinyal kuat tentang perhatiannya terhadap masalah sosial kontemporer. Ia juga menunjukkan komitmennya terhadap ajaran sosial Gereja.

Menurut para teolog, seperti Dennies Doyle dari University of Dayton, pilihan nama pontifical, sering kali mencerminkan niat dan arah pelayanan Paus. 

Natalia Imperatori-Lee, ketua studi agama di Manhattan College menambahkan bahwa nama Leo menunjukkan komitmen mendalam, terhadap isu-isu keadilan sosial.

Dengan nama Leo XIV, Paus Robert Prevost mengisyaratkan kepemimpinan yang tegas dalam ajaran, dan penuh semangat pembaruan. 

Nama tersebut juga menunjukkan komutmen kuat, terhadap keadilan dan solidaritas sosial, yang diyakini akan menjadi ciri khas masa pontifikatnya.