Roy Suryo: Ada Program Colongan di dalam Sirekap

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 Februari 2024 23:37 WIB
Sirekap Pemilihan Umum (Pemilu) milik KPU (Foto: MI/Aswan)
Sirekap Pemilihan Umum (Pemilu) milik KPU (Foto: MI/Aswan)

Jakarta, MI - Pakar telematika Roy Suryo menilai bahwa aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU tidak layak. Roy lalu menjabarkan beberapa temuannya yang dirasa janggal. Dirinya memiliki semua bukti kejanggalan tersebut dan siap mempertanggungjawabkannya.

"Sistem ini tidak layak untuk kemudian digunakan sebagai sistem yang dipertaruhkan untuk kemajuan bangsa ini," kata Roy dalam acara yang digelar di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

Menurut Roy, Sirekap mengalami perubahan berulang kali padahal proses rekapitulasi sedang berlangsung. "Sirekap ini sebenarnya adalah sistem yang berulang kali mengalami perubahan ketika sudah dijalankan".

"Ibaratnya pertandingan sudah bermain, software-nya diperbaiki. Sehingga membuat orang yang tadinya men-download sirekap ini pada awal Januari, yang di-download oleh KPPS itu tidak sama, jadi kesalahannya bisa masif. Dan ini (diubah) ada 10 kali dalam catatan saya," kata dia. 

Dia pun menuding ada upaya mengutak-atik perolehan suara ketika Sirekap dimatikan. 

Selain itu, kata Roy, pada 14 Februari 2024 Sirekap diklaim mendapatkan serangan oleh hacker. "Sebenarnya bukan dihack tapi memang dimatikan. Kenapa dimatikan? Karena untuk memasukan skrip, untuk memasukan program colongan," ungkapnya.

Menurutnya, pada hari yang sama sekira pukul 19.00 WIB, sudah muncul persentase perolehan suara pasangan calon (paslon) Pilpres 2024 di Sirekap.

Di mana, pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar mendapatkan perolehan suara 24 persen.

Kemudian, pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming 58 persen dan nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD sebanyak 17 persen. "Padahal itu hari pertama jam 7 malam, belum ada data TPS yang masuk, ada buktinya," tutur Roy.