AS Tak Percaya yang Terjadi di Gaza sebuah Genosida

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 14 Mei 2024 17:20 WIB
Para pria duduk di belakang truk yang memuat perabotan dan barang-barang lainnya saat mereka melarikan diri menuju Khan Yunis, di Rafah di selatan Jalur Gaza pada 11 Mei 2024. (Foto: AFP)
Para pria duduk di belakang truk yang memuat perabotan dan barang-barang lainnya saat mereka melarikan diri menuju Khan Yunis, di Rafah di selatan Jalur Gaza pada 11 Mei 2024. (Foto: AFP)

Jakarta, MI - Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden tidak memandang pembunuhan warga Palestina di Gaza oleh Israel dalam perangnya dengan Hamas sebagai genosida.

Sullivan mengatakan bahwa AS ingin melihat Hamas dikalahkan. Ia juga mengatakan bahwa warga Palestina yang terjebak di tengah-tengah perang berada di "neraka" dan bahwa operasi militer besar-besaran oleh Israel di Rafah akan menjadi sebuah kesalahan.

"Kami tidak percaya bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah sebuah genosida. Kami telah dengan tegas menolak pernyataan itu," kata Sullivan kepada para wartawan di Gedung Putih, Selasa (14/5/2024).

Sullivan menyatakan keprihatinannya atas laporan bahwa pemukim Israel menyerang konvoi bantuan kemanusiaan yang sedang dalam perjalanan menuju Penyeberangan Erez di Gaza utara, yang merupakan insiden kedua dalam waktu kurang dari seminggu.

"Ini adalah kemarahan total bahwa ada orang-orang yang menyerang dan menjarah konvoi ini," kata Sullivan. "Ini adalah perilaku yang sama sekali tidak dapat diterima."

Biden, yang mencalonkan diri untuk terpilih kembali tahun ini, telah menghadapi kritik keras dari para pendukungnya sendiri di dalam negeri atas dukungannya terhadap Israel; beberapa di antara para pengkritik itu menuduh Israel melakukan genosida. Lebih dari 35.000 warga Palestina di Gaza telah tewas, menurut pejabat kesehatan Gaza.

Biden telah berusaha untuk memengaruhi pendekatan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terhadap perang, kata Sullivan, namun Israel adalah negara berdaulat dan demokratis yang pada akhirnya membuat keputusan sendiri, kata Sullivan.

"Perdana menteri tidak harus menjawab kepada kami. Dia harus bertanggung jawab kepada rakyat Israel," kata Sullivan.
Mengulangi komentar yang dibuat oleh Biden pada Sabtu, Sullivan mengatakan bahwa mungkin akan ada gencatan senjata di Gaza sekarang jika Hamas mau membebaskan para sandera. Dunia seharusnya menyerukan kepada Hamas untuk kembali ke meja perundingan dan menerima kesepakatan, kata Sullivan.

AS sedang berupaya keras untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera, kata Sullivan. Ia mengatakan bahwa ia tidak dapat memperkirakan kapan atau apakah kesepakatan semacam itu akan tercapai. (MI/Reuters)