Ini Anggota Densus 88 Diduga Ditangkap Pengawal Jampidsus Febrie Adriansyah

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 24 Mei 2024 23:56 WIB
Identitas Anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda Iqbal Mustofa (Foto: Dok MI)
Identitas Anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda Iqbal Mustofa (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Anggota Tentara Nasional (TNI) dari satuan Polisi Militer (PM) yang melakukan pengawalan melekat terhadap Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah menangkap satu anggota kepolisian dari satuan Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror Polri.

Penangkapan tersebut karena lebih dari lima personel polisi dengan pakaian preman melakukan penguntitan terhadap Jampidsus Febrie Adriansyah yang sedang melakukan aktivitas makan malam pribadi di salah satu restoran di kawasan Jakarta Selatan (Jaksel).

Berdasarkan informasi dan foto yang diterima Monitorindonesia.com, Jum'at (24/5/2024) malam, anggota Densus 88 yang ditangkap itu diduga bernama Iqbal Mustofa.

Iqbal lahir di Kota Tegal, 29 Juni 1999 dan beralamat di Jalan Ir. Juanda GG, Magetan, No. 2, Kalinyamat Wetan, Tegal Selatan. Saat ditangkap, Iqbal juga memiliki kartu identitas sebagai karyawan BUMN Telkom dengan nama samaran Raka Maheswara.

Iqbal Mustofa juga memegang kartu anggota Densus 88 AT Polri berpangkat Bripda.

Penangkapan terjadi ketika polisi militer yang mengawal Febrie merasa curiga dengan kehadiran dua orang yang diduga anggota Densus 88. Mereka diketahui datang sesaat setelah Febrie tiba di restoran.

Keduanya disebut datang berjalan kaki dengan mengenakan pakaian santai dan pakai masker. Saat berada tak jauh dari posisi Febrie, dua anggota Densus 88 itu mengarahkan sebuah alat yang diduga sebagai perekam ke arah ruangan tempat Febrie berada. 

Mengetahui hal itu, polisi militer yang mengawal Febrie langsung bergegas merangkul dan membawa satu orang anggota Densus 88 menjauh dari restoran untuk diinterogasi. Sementara itu, satu anggota Densus 88 lain yang turut menguntit Febrie lolos. Sumber yang mengetahui kejadian tersebut mengatakan tak ada keributan yang terjadi. 

“Mungkin karena sama-sama pejabat, jadi tidak mau ribut,” kata dia. 

Sumber tersebut juga menyebutkan, selain dua orang yang masuk ke restoran, ternyata ada beberapa orang lain yang terlihat memantau Febrie Adriansyah dari luar. 

Menurut dua saksi yang mengetahui kejadian ini, beberapa dari mereka tampak berada di beberapa titik sekitar 50 meter dari restoran. “Setelah ditangkap itu, yang di sana-sana (sambil menunjuk tempat di luar restoran) lari. Ternyata sedang mantau,” bebernya.

Setelah penangkapan tersebut, Febrie menghubungi Kabareskrim Polri untuk meminta penjelasan. Namun, Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, mengklaim tidak mengetahui apa pun dan meminta agar anggota Densus itu dibebaskan. Namun Febrie menolak melepaskannya.

Lantas Febrie melaporkan kejadian ini kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin, yang kemudian menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Setelah perbincangan antara para pimpinan penegak hukum tersebut, anggota Densus 88 dijemput oleh Paminal. 

Namun, seluruh data di telepon seluler anggota Densus 88 itu telah diambil oleh tim Jampidsus. Ketika diminta konfirmasi, Febrie tidak memberikan tanggapan.

Terkait peristiwa itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana menegaskan bahwa Jampidus Febrie Adriansyah  saat ini dalam keadaan baik-baik saja. Bahkan Ketut mengklaim Febrie tidak ada masalah.

"Saya saja enggak ngerti itu. Sampai saat ini saya belum dapat informasi yang jelas. Jampidsus enggak apa kok. Ada dia. Enggak masalah," kata Ketut Sumedana saat dikonfirmasi Monitorindonesia.com, Jum'at (24/5/2024).

"Enggak ada apa-apa kok. Biasa saja. Semua berjalan seperti biasa. (Peningkatan) pengamanan itu hal yang biasa kalau eskalasi penanganan perkaranya banyak," jelas Ketut.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga masih belum memberi penjelasan mengenai peristiwa ini. "Saya baru selesai giat pengamanan WWF di Bali dan masih ada lanjutan meeting beberapa ministry," kata Listyo Sigit Rabu (23/5/2024).