Tiga Tahun Kantor Tutup, Kok Bisa PT. CSK Menang Proyek 500 Miliar di Pemkot Medan?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 November 2023 16:48 WIB
Graha KBMP lt.2. Jl. RA Kartini No. 42 RT 004 RW 001 Sepanjang Jaya Rawalumbu-Bekasi (Kota)- Jawa Barat (Foto: Dok MI)
Graha KBMP lt.2. Jl. RA Kartini No. 42 RT 004 RW 001 Sepanjang Jaya Rawalumbu-Bekasi (Kota)- Jawa Barat (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Terik matahari yang menyengat kulit sangat terasa di Kota Bekasi, Jawa Barat pada Senin (20/11) siang. Cuaca semakin panas ditengah padatnya lalu lintas menuju Graha Karya  Bangun Mandiri Persada (KBMP) yang berada di Jl. RA Kartini Rawalumbu Kota Bekasi.

Monitorindonesia.com sengaja mendatangi Graha KBMP untuk melakukan wawancara kepada manajemen PT. Cimendang Sakti Kontrakindo pemenang tender proyek Rp 500 miliar di Pemerintah Kota Medan.

Apa dianya. Gedung kantor tampak depan tidak terawat seperti jarang ditempati. Padahal, PT Cimendang baru mendapatkan kontrak proyek fanstatis dari kantor Wali Kota Medan yang dipimpin Bobby Nasution itu.

Masuk ke dalam gedung KBMP juga  tampak tidak terawat dan tidak berpenghuni. Kok bisa kantor yang tidak berpenghuni bisa dapat proyek hingga ratusan miliar rupiah?

Anggaran pengadaan barang/jasa pemerintah Kota Medan sebesar Rp 500 miliar dimenangkan perusahaan yang keberadaan kantornya tidak pernah dihuni selama 3 tahun, tidak adanya aktivitas perkantoran di gedung 

Penjaga Graha KBMP bernama Harianja membenarkan bahwa kantor yang dijaganya tempat berkantornya PT. Cimendang Sakti Kontrakindo selama 3 tahun terakhir.

Hal itu juga dibenarkan  oleh beberapa warga yang bekerja di sekitar Graha KBMP. "Sudah enam tahun saya bekerja disini. Selama kurang lebih 3 tahunan gedung tersebut selalu tutup," ujar Harianja.

Harianja mengatakan bahwa PT. Cimendang Sakti Kontrakindo benar berdomisili di gedung graha KBMP. Namun pegawai dan juga direkturnya tidak ada satupun berada dikantor.

Direktur PT Karya Bangun Mandiri Persada (KBMP) Suherman, buka suara soal dugaan pengaturan lelang pada proyek pembangunan Gedung Kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara (USU).

Menurut Suherman, dalam lelang proyek itu tidak masalah baginya menang atau kalah. PT Karya Bangun Mandiri Persada (KBMP) saat itu memiliki penawaran yang sangat tinggi yakni Rp. 97.652.467.916,78 (98,5%) dari HPS. 

"Saya mau menang atau kalah saat itu nggak ada masalah. Kalau yang lain nggak tau saya," ujar Suherman saat dikonfirmasi Monitorindonesia.com, Kamis (16/11).

Suherman pun menyarakan agar menanyakan hal ini lebih lanjut ke pada pihak PT Cimendang Sakti Kontrakindo. Perusahaan ini juga ditengarai sedang dalam masalah. Yakni soal kepemilikan perusahaan sedang dalam sengketa.

Bahkan pemegang saham perusahaan ini yang dulunya berstatus suami istri, kini sedang bersengketa. Komisaris berinisial S menggugat ke Pengadilan Negeri Bekasi karena Direksi melakukan perubahan akta notaris tanpa sepengetahuan ‘S’.

"Coba aja ke Direktur  PT Cimendang Sakti Kontrakindo, karena saya sudah nggak pernah komunikasi dan klarifikasi ke Wali Kota Medan-nya," tambah Suherman.

Monitorindonesia.com telah mengonfirmasi hal ini kepada PT Cimendang Sakti Kontrakindo, namun belum memberikan respons.

Sebagaimana diberitakan Monitorindonesia.com, bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Medan, melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang, sedang melaksanakan beberapa proyek besar. Salah satunya, proyek revitalisasi kawasan lapangan merdeka yang bernilai diatas Rp 500 miliar.

Proyek ini akan dikerjakan dalam dua tahun anggaran 2023 dan 2024 (multi years). Oleh Kontraktor PT. Cimendang Sakti Kontrakindo dengan nilai kontrak Rp497.207.615.000.

Lelang revitalisasi kawasan lapangan merdeka (multi years) ditengarai sarat dengan pengaturan. Indikasinya, penawaran PT. Cimendang Sakti Kontrakindo sangat tinggi Rp497.207.615.000 (99,42 %) dari harga perkiraan sendiri (HPS). Beberapa perusahaan BUMN yang ikut tender seperti PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) dan PT. Nindya Karya (Persero), kalah tender dengan berbagai alasan.

Kemampuan PT. Cimendang Sakti Kontrakindo mengalahkan tiga perusahaan BUMN sekaligus patut dipertanyakan. Ditengarai perusahaan yang berkantor di Graha KBMP Lt. 2 Jl. RA Kartini No 42 RT 004 RW 001 Sepanjang Jaya Rawalumbu - Kota Bekasi ini diduga hanya perusahaan rental alias pencari fee. Tidak mempunyai kemampuan yang mumpuni baik dari permodalan, Sumber Daya Manusia (SDM) maupun hal lainnya.

Selain itu, PT Cimendang Sakti Kontrakindo juga ditengarai sedang dalam masalah. Kepemilikan perusahaan ini sedang dalam sengketa. Pemegang saham perusahaan ini yang dulunya berstatus suami istri, kini sedang bersengketa. Komisaris berinisial S menggugat ke Pengadilan Negeri Bekasi karena Direksi melakukan perubahan akta notaris tanpa sepengetahuan ‘S’.

Pekerjaan lain yang diduga dikerjakan oleh kontraktor yang hanya mencari fee bendera dan sedang masuk dalam daftar hitam adalah  proyek revitalisasi komplek Stadion Kebun Bunga (multi years) dan proyek pembangunan gedungkolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara (multi years).

Proyek revitalisasi komplek stadion Kebun Bunga dikerjakan PT Permata Anugerah Yalapersada dengan Kontrak Rp 191.665.325.518,40. Nyaris menghabiskaan 99,5% dari HPS sebesar Rp. 192.614.020.000. Diketahui belakangan, PT Permata Anugerah Yalapersada dimasukkan dalam daftar hitam LKPP selama satu tahun. Terhitung sejak 11 September 2023 sampai dengan 11 September 2024. 

Penyebabnya, tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan oleh kesalahan penyedia barang atau jasa, proyek di Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN).

Proyek lain di Kota Medan yang diduga sarat pengaturan lelang adalah pembangunan gedung kolaborasi UMKM Square Universitas Sumatera Utara (multi years). Proyek ini dimenangkan oleh PT. Karya Bangun Mandiri Persada (KBMP) dengan penawaran yang sangat tinggi Rp. 97.652.467.916,78 (98,5%) dari HPS. 

Perusahaan ini juga diduga hanya bendera saja atau perusahaan rental seperti perusahaan lainnya. Kalau ketiga proyek besar tersebut hanya perusahaan rental, terus siapa sesungguhnya rekanan yang mengerjakan proyek tersebut ? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta mengikuti aliran dana proyek tersebut. Kerekening siapa sesungguhnya tagihan proyek raksasa tersebut mengalir. 

“Kami akan meminta KPKmengawasi proyek tersebut. Kemana saja uangnya mengalir harus diikuti. Kami curiga ada orang besar dibalik proyek tersebut,” ujar Ketua LSM InaCO, Order Gultom, Kamis (16/11).

Beberapa waktu lalu Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengingatkan Kakak Iparnya Bobby Nasutian agar jangan sampai terjerat Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK saat menjabat sebagai Wali Kota Medan. Bobby Nasution pun menanggapinya dengan santai. (Gunawan Susanto)

Berita Terkait