Diet Sehat vs Diet Cepat, Lebih Baik Mana?

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 25 September 2022 23:00 WIB
Jakarta, MI - Diet sehat tidak hanya dapat menurunkan berat badan, tetapi juga mencegah malnutrisi serta melindungi diri dari risiko penyakit seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes, kanker, dan stroke.  Ketika kamu memutuskan untuk diet, ada baiknya kamu lebih mempertimbangkan ke faktor kesehatan bukan durasi penurunan berat badan. Diet sehat bisa jadi membutuhkan waktu yang lebih lama ketimbang diet cepat, tapi ini akan mempertahankan berat badan untuk jangka panjang. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan manfaat kesehatan lainnya dengan menjalani diet sehat. Diet yang dilakukan dengan ekstrem dan cepat tidak membakar lemak, melainkan membakar otot-otot tubuh sehingga jaringan otot menjadi rusak. Beberapa penyakit yang dapat menyerang karena efek samping diet cepat, antara lain sakit kepala, konstipasi, rambut rontok, dan menstruasi yang tidak teratur. Dokter Julianne menjelaskan bagaimana diet ketat justru memicu pelepasan kortikosteron dari otak. Sehingga membuat kita cenderung lebih sensitif, meningkatkan stres, menjadi mudah tersinggung, dan risiko depresi. Ketika melakukan diet ekstrim, akan terjadi gangguan pergerakan fungsi usus yang menyebabkan sembelit. Lantas, bagaimana cara menjalankan diet sehat yang bisa bertahan lama? 1. Banyak Makan Buah dan Sayur Ini adalah salah satu diet sehat terpenting. Sayuran dan buah dikemas dengan nutrisi (antioksidan, vitamin, mineral, dan serat) dan membantu menjaga berat badan yang sehat dengan membuat kenyang lebih lama. 2. Mengkonsumsi Gandum Utuh Makanan dari biji-bijian utuh termasuk roti dan kerupuk gandum utuh, nasi merah, quinoa, oatmeal, dan barley sangat direkomendasikan. Makanan gandum utuh memiliki serat, protein, dan vitamin B untuk membantu tetap sehat dan kenyang lebih lama. 3. Mengkonsumsi Makanan Berprotein  Makanan berprotein termasuk polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, minuman kedelai, ikan, kerang, telur, unggas, daging merah tanpa lemak, susu rendah lemak, yoghurt rendah lemak, kefir rendah lemak, serta keju rendah lemak dan natrium. 4. Membatasi Makanan Olahan  Makanan dengan proses tinggi adalah makanan yang diolah dari sumber makanan aslinya dan memiliki banyak bahan tambahan. Selama pemrosesan, sering kali nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan serat dihilangkan, sementara garam dan gula ditambahkan. 5. Minum Air Putih Cukup Air putih mendukung kesehatan dan meningkatkan hidrasi tanpa menambahkan kalori ke dalam makanan. Minuman manis termasuk minuman energi, minuman buah, dan kopi beraroma memiliki banyak gula dan mengandung sedikit atau bahkan tidak memiliki nilai gizi. 6. Hindari Jus Buah Meskipun jus buah memiliki beberapa manfaat dari buah (vitamin, mineral), ia memiliki lebih banyak gula daripada buahnya dan lebih sedikit serat. Jus buah tidak boleh dikonsumsi sebagai pengganti buah-buahan. Berat badan adalah keseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dibakar. Kamu dapat menurunkan berat badan jika kamu makan makanan rendah kalori dan membakar lebih banyak kalori yang dikonsumsi. Kamu akan mengalami penambahan berat badan jika kamu makan lebih banyak kalori daripada yang dibakar. Menambahkan aktivitas fisik memungkinkan kamu membakar lebih banyak kalori daripada hanya diet. Semua rencana penurunan berat badan ataupun diet yang sehat termasuk mencakup olahraga teratur lebih direkomendasikan ketimbang diet yang hanya sekadar mengejar menurunkan berat badan dengan cepat. Dengan makan makanan yang sehat dan berolahraga, kamu juga menjaga tulang, otot, dan jantung tetap kuat dan mengurangi risiko terkena beberapa penyakit.
Berita Terkait