Apa Itu Bipolar Disorder? Simak Penjelasannya

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 6 Oktober 2022 15:50 WIB
Jakarta, MI - Bipolar disorder adalah suatu gangguan mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang ekstrem. Hal ini membuat orang yang mengalaminya bisa berubah perasaan secara tiba-tiba dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi). Saat penderita penyakit bipolar sedih, ia akan merasa sangat tertekan, kehilangan harapan, dan bahkan dapat kehilangan keinginan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, ketika episode rasa senang muncul, ia akan merasa sangat bersemangat dan penuh gairah. Perubahan mood tersebut dapat terjadi beberapa kali dalam setahun. Gangguan bipolar adalah salah satu jenis mental illness yang umum terjadi. Data World Health Organization (WHO) menyebut, sebanyak 45 juta orang di dunia menderita penyakit ini. Apa saja gejala gangguan bipolar? Seseorang yang terkena gangguan bipolar akan mengalami perasaan emosional yang hebat dan terjadi pada suatu periode tertentu atau dikenal dengan “episode mood”. Setiap episode mood menunjukkan perubahan drastis dari suasana hati dan perilaku normal orang tersebut. Berikut penjelasan terkait episode mood tersebut: Manic (mania) dan hipomania Mania dan hipomania adalah dua jenis episode yang berbeda, tetapi memiliki gejala yang sama. Mania lebih parah daripada hipomania dan menyebabkan masalah yang lebih nyata di kehidupan sehari-hari. Mania juga dapat memicu kondisi psikosis (perasaan asing dengan dunia sekitar) dan umumnya memerlukan perawatan inap di rumah sakit. Beberapa gejala gangguan bipolar yang muncul saat episode mania (manic), antara lain: Terlalu bahagia, berenergi, dan bersemangat. Sangat sensitif dan mudah tersinggung. Kurang tidur atau merasa tidak butuh tidur yang lama. Berbicara sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan dari satu topik ke yang lainnya. Merasa seperti pikiran mereka berpacu. Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus. Tidak jarang membuat keputusan yang buruk, seperti makan dan minum secara berlebihan, menghabiskan banyak uang, atau melakukan hubungan seks yang sembrono. Episode depresi Episode depresi termasuk ciri-ciri gangguan bipolar yang cukup parah. Kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya kesulitan menjalankan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, sekolah, atau melakukan kegiatan sosial. Orang dengan penyakit bipolar yang mengalami episode depresi bisa merasakan gejala berikut: Sangat sedih, khawatir, hampa, atau putus asa. Kehilangan ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Makan lebih sedikit. Sering mengantuk dan malas. Terlalu sadar diri dan minder. Sulit berkonsentrasi. Pemikiran untuk bunuh diri. Selain kedua gejala utama di atas, tanda-tanda gangguan bipolar lainnya bisa berupa gangguan kecemasan, melankolis, dan psikosis. Gejalanya juga bisa muncul dalam masa kehamilan atau perubahan musim. Apa gejala bipolar disorder pada anak-anak dan remaja? Berbeda dengan orang dewasa, gejala bipolar disorder pada anak dan remaja sulit diidentifikasi. Sering kali, gejala yang muncul mirip dengan perilaku normal. Anak-anak dan remaja mungkin memiliki episode depresi, mania, atau hipomania. Namun, polanya bisa berbeda dengan orang dewasa. Meski demikian, tanda-tanda yang paling menonjol pada anak-anak dan remaja mungkin termasuk perubahan suasana hati yang parah. Jenis-jenis gangguan bipolar Berdasarkan gejala yang muncul, ada beberapa jenis penyakit bipolar atau gangguan terkait yang mungkin terjadi. Berikut adalah beberapa jenis gangguan bipolar (bipolar disorder) tersebut: 1. Gangguan bipolar I Pada bipolar disorder tipe I, setidaknya kamu mengalami satu atau lebih episode mania yang dapat didahului atau diikuti oleh episode hipomania atau depresi. 2. Gangguan bipolar II Pada tipe ini, kamu setidaknya mengalami satu episode depresi dan/atau hipomania. Namun, kamu tidak pernah mengalami episode mania. 3. Gangguan siklotimia Gangguan siklotimia didefinisikan sebagai periode gejala hipomania dan depresi yang berlangsung setidaknya selama dua tahun (satu tahun pada anak-anak dan remaja). Gejala pada jenis bipolar disorder ini umumnya lebih ringan daripada tipe I atau II. 4. Jenis gangguan bipolar lain Jenis ini umumnya mengalami periode perubahan mood yang abnormal secara signifikan, tetapi tidak memenuhi kriteria bipolar I, II, atau siklotimia. Misalnya, bipolar dan gangguan lain yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu, alkohol, atau karena kondisi medis, seperti penyakit Cushing, multiple sclerosis, atau stroke. Penyebab gangguan bipolar Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab kondisi ini. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini mungkin bisa menimbulkan penyakit bipolar. Berikut adalah faktor-faktor yang disebut bisa menjadi penyebab gangguan bipolar (bipolar disorder): Kondisi otak Otak dapat mengalami berbagai perubahan fisik yang memengaruhi tingkat bahan kimia otak (neurotransmiter) di dalamnya. Bahan kimia tersebut, termasuk noradrenalin, serotonin, dan dopamin, merupakan zat-zat yang memengaruhi mood. Bila terjadi ketidakseimbangan pada bahan-bahan kimia ini, seseorang bisa mengalami gejala bipolar disorder. Keturunan (genetik) Faktor genetik atau keturunan bisa menyebabkan gangguan bipolar. Gangguan ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki keluarga tingkat pertama, seperti saudara kandung atau orangtua, dengan kondisi serupa. Pengaruh lingkungan sosial Para peneliti telah menemukan bahwa mungkin terdapat beberapa faktor sosial yang dapat menyebabkan timbulnya bipolar disorder. Faktor-faktor tersebut dapat berupa perasaan stres akan suatu kejadian atau trauma, seperti kematian anggota keluarga terdekat, hubungan yang buruk dengan orang lain, perceraian, masalah keuangan, dan lainnya. Faktor risiko gangguan bipolar Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko atau kemungkinan seseorang terkena bipolar disorder. Berikut adalah faktor risiko gangguan bipolar: Periode stres yang tinggi. Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang (cek dengan kalkulator kadar alkohol dalam darah ini untuk mengetahui apakah Anda berisiko). Riwayat anggota keluarga penderita bipolar disorder atau gangguan kondisi mental lain. Pengalaman atau peristiwa kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti kematian orang yang disayang. Bagaimana cara mengatasi gangguan bipolar? Bipolar disorder adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Artinya, kamu akan memiliki penyakit ini seumur hidup. Adapun pengobatan gangguan bipolar bertujuan untuk menstabilkan perubahan mood saja. Tergantung kondisi masing-masing pasien, beberapa perawatan gangguan bipolar yang mungkin akan diberikan oleh psikiater atau dokter adalah: 1. Obat-obatan Dokter dapat memberikan resep obat untuk membantu mengurangi, mengelola, dan mencegah gejala gangguan bipolar yang kamu alami. Ini termasuk obat-obatan untuk mengatasi masalah tidur serta kecemasan yang juga kerap terkait dengan penderita bipolar. Obat-obatan yang biasanya diberikan terdiri dari antidepresan, penstabil mood, antipsikotik, atau antikecemasan. 2. Psikoterapi Psikoterapi, atau disebut juga dengan terapi bicara, kerap dilakukan untuk penderita gangguan bipolar. Pengobatan ini dilakukan dengan tujuan membantu seseorang mengidentifikasi serta mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang mengganggu. Bentuk psikoterapi yang biasa diberikan untuk penyakit bipolar, yaitu terapi perilaku kognitif (cognitive-behavioral therapy / CBT) dan psikoedukasi. Namun, bentuk psikoterapi lainnya pun mungkin saja dilakukan. 3. Pengobatan untuk penyalahgunaan zat tertentu Apabila kamu mengalami bipolar disorder karena ketergantungan pada zat tertentu, seperti alkohol atau narkoba, kamu mungkin perlu melakukan perawatan khusus ini. Terus-menerus menyalahgunakan obat tertentu akan membuat kamu semakin sulit untuk mengatasi bipolar disorder. 4. Program perawatan rumah sakit Dalam kasus yang lebih parah, kamu mungkin diharuskan untuk menjalani program rawat inap di rumah sakit untuk pengawasan berkala. Cara ini khususnya dianjurkan apabila kamu mengalami tanda-tanda ingin melakukan bunuh diri. Pada level ini, penderita bisa saja melukai dirinya sendiri dan orang lain. Selain pengobatan secara medis, penderita bisa memilih cara alternatif atau komplementer untuk membantu mengatasi bipolar disorder. Jenis-jenis pengobatan alternatif tersebut bisa berupa meditasi, latihan aerobik, dan lain sebagainya. Tidak semua situasi sama. Jadi lebih baik selalu diskusikan setiap keluhan yang penderita miliki kepada psikiater untuk mendapat perawatan yang tepat.