Respons Cak Imin soal Anak Anggota DPR F-PKB Aniaya Wanita hingga Tewas

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 6 Oktober 2023 20:29 WIB
Jakarta, MI - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyampaikan turut berbela sungkawa atas meninggalnya seorang wanita berinisial DSA (29) di Surabaya. DSA meninggal dunia usai dianiaya pacarnya GRT (31), yang merupakan anak anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Cak Imin berharap pelaku bisa mendapatkan hukum yang setimpal. Ia menegaskan bahwa partainya berada di pihak korban. "Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah selalu, Saya bersepakat pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Saya dan PKB pasti berdiri di pihak korban," kata Cak Imin di akun media sosial X @cakimiNOW, Jumat (6/10). Cak Imin mengatakan, tidak ada tindakan kekerasan apalagi pembunuhan yang bisa dibenarkan. Terlebih, tindakan itu dilakukan kepada perempuan. "Semoga Andini mendapat tempat terbaik di sisi Allah Tuhan YME. AMIN," ucapnya. Sebelumnya, Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal membenarkan bahwa pelaku merupakan anak anggota DPR RI Fraksi PKB atas nama Edward Tannur. “Kami telah mengonfirmasi kepada anggota Fraksi PKB DPR RI atas nama Edward Tanur dan beliau membenarkan jika R adalah putranya,” kata Cucun kepada wartawan, Jumat (6/10). Kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemahura mengatakan, DSA pergi dengan R ke klub malam pada Selasa (3/10) malam. Menurutnya, R dan DSA berselisih saat berada di klub malam. Dimas menyebut, dalam perselisihan itulah R diduga melakukan tindakan kekerasan kepada korban. Berdasarkan informasi yang diterimanya, DSA setelah itu sudah tidak sadarkan diri. Namun, saat DSA tergeletak dalam keadaan tak sadarkan diri di area basement, R malah merekam korban sambil tertawa. Tak hanya itu, R juga mengaku tak tahu apa yang terjadi. “Saudara RT malah melakukan video Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement dan mengatakan dia enggak tahu kenapa dia tergeletak. Dan saudara RT ini masih menertawakan korban, padahal korban sudah tergeletak,” ungkapnya. R pun memasukkan DSA ke bagasi belakang mobil. Parahnya lagi, meskipun tahu kondisi korban sudah kritis, R bukannya melarikan ke rumah sakit namun malah membawa pulang ke apartemen tempat tinggalnya. "Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang. Mereka ini pergi ke apartemen. Sesampainya, sekitar pukul 02.00 WIB pagi, Rabu (4/10), si DSA sudah tidak ada napas," kata Dimas.