Kadispen TNI AU Beberkan Situasi Pesawat EMB-314 Super Tunaco Sebelum Jatuh Menghempas Tanah

Ela Liansa Sabila
Ela Liansa Sabila
Diperbarui 18 November 2023 17:20 WIB
Pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara (Foto: MI/ANT)
Pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara (Foto: MI/ANT)

Jakarta, MI - Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Agung Sasongkojati membeberkan situasi dalam pesawat EMB-314 Super Tucano sebelum jatuh menghempas tanah.

Sebanyak empat perwira TNI AU gugur dalam insiden jatuhnya dua pesawat tempur di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada Kamis (16/11) itu.

Empat jenazah prajurit TNI AU korban pesawat jatuh itu telah berhasil ditemukan dan dievakuasi

Kronologinya, kata dia, dimulai dari empat Super Tucano yang melakukan latihan dengan formasi dekat. Saat itu, awan yang dilalui masih tipis.

Namun selang beberapa saat, awan tiba-tiba menebal yang membuat jarak pandang terbatas.

"Awan itu tiba-tiba menebal dengan pekat sehingga pesawat yang dekat saja, yang jaraknya hanya sekitar 30 meter, itu tidak kelihatan," tutur Agung di Apron Pandawa, Lanud Halim Perdanakusuma, dikutip pada Sabtu (18/11).

"Dan para penerbangan mengatakan 'blind', atau buta, tidak terlihat. Itu adalah prosedur,” sambungnya.

Setelah dihadapkan dengan awan pekat, keempat pesawat itu memisahkan diri. 

Saat melakukan prosedur itu, terdengar suara Emergency Locator Transmitter (ELT) atau pemancar sinyal darurat dari tubuh salah satu burung besi tersebut.

"Berarti ada sesuatu yang terjadi pada satu pesawat. Kemudian, saya tidak tahu berapa lama, ada suara ELT lagi yang kedua,” ungkap Agung.

Dua dari empat pesawat Super Tucano yang sehari-hari beroperasi di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang kemudian mengalami kecelakaan usai hilang kontak pada pukul 11.18 WIB.

Dua Pesawat tersebut diketahui memiliki nomor ekor TT-3111 dan TT-3103. Pesawat Super Tucano TT-3111 ditumpangi Kolonel Pnb (Anumerta) Sandhra Gunawan sebagai pilot dan Marsma (Anumerta) Widiono di kursi belakang. 

Sementara Super Tucano TT-3103, diawaki oleh Letkol (Anumerta) Yuda A Seta sebagai pilot dan Marsma (Anumerta) Subhan duduk di belakang pilot.

Agung pun menegaskan semua awak yang gugur merupakan personel yang andal dan selalu mematuhi prosedur penerbangan.

Ia juga menyebut pesawat yang mereka tumpangi dalam keadaan prima.

"Saya ulangi sekali lagi bahwa mereka pesawat ini dalam kondisi baik, penerbangnya baik. Mereka semua menjalankan semua prosedur dengan baik, pre-take-off, pre-start engine baik," pungkasnya.

(ELS)