Catat! Data Pertahanan Tak Seperti Toko Kelontong yang Semuanya Bisa Dibuka

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Januari 2024 19:56 WIB
Prabowo Subianto (kiri) dan Ganjar Pranowo (kanan) saat debat capres kedua membahas pertahanan (Foto: MI/An)
Prabowo Subianto (kiri) dan Ganjar Pranowo (kanan) saat debat capres kedua membahas pertahanan (Foto: MI/An)

Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menegaskan data pertahanan, termasuk alat utama sistem senjata (alutsista), tidak dapat dibuka seluruhnya. Hal itu Jokowi tegaskan merespons adanya calon presiden yang meminta data pertahanan dibuka secara transparan kepada publik dalam debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1) malam.

Menurut dia, data pertahanan menyangkut strategi besar negara. "Enggak bisa semuanya dibuka kayak toko kelontong, enggak bisa, enggak bisa, ya," kata Jokowi di sela kunjungan kerja di Serang, Banten, Senin (8/1).

Jokowi pun menekankan banyak hal yang berkaitan dengan pertahanan memang harus dirahasiakan karena menyangkut keamanan."Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka, tetapi banyak yang memang harus kita rahasiakan karena ini menyangkut sebuah strategi besar negara," cetusnya.

Sebagaimana disaksikan dalam debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1) malam, bahwa capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan melemparkan kritik pembelian alutsista bekas kepada capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang merupakan Menteri Pertahanan.

Ganjar dan Anies meyakini penggunaan alutsista bekas berisiko terhadap keselamatan prajurit. Ganjar bahkan meminta data dibuka transparan ke publik saat itu juga.

Walaupun demikian, Prabowo menjawab kritik itu. Dia menjelaskan pembelian alutsista tidak dilihat dari baru atau bekasnya, tetapi dari masa pakainya, misalnya, jam terbang (flying hour) untuk pesawat. Prabowo juga menyampaikan bahwa data pertahanan tidak bisa dibuka begitu saja saat itu. (wan)