Buat Gaduh, Presiden Prabowo Didesak Mendepak Menteri Antek-antek Jokowi dari Kabinet

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 4 Februari 2025 22:02 WIB
Presiden Prabowo Subianto
Presiden Prabowo Subianto

Jakarta, MI - Presiden Prabowo Subianto diminta untuk segera mendepak atau meresufle anggota kabinetnya seperti Bahlil Lahadalia dan meteri yang merupakan antek-antek Joko Widodo (Jokowi) di pemerintahan saat ini. Sebab, program kerakyatan yang dijalankan Prabowo bisa terhambat bila orang-orang Jokowi masih berkokol di Kabinet atau Istana.

Hal itu dikatakan pengamat politik senior Prof. Anthony Budiawan saat berbincang dengan Monitorindonesia.com di Jakarta, Selasa (4/2/2024) malam. Prof Anthony mengatakan, bila antek-antek Jokowi masih bercokol di kabinet Merah Putih akan menyusahkan Presiden Prabowo yang sejak dilantik jadi Presiden Oktober 2024 telah menunjukkan keberpihakan kepada rakyat.

Dukungan rakyat kepada Prabowo diyakini akan semakin meningkat ditengah kebijakan-kebijakannya yang pro rakyat. Misalnya, evaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2, BSD, Pulau Rempang dan sejumlah PSN lainnya di Indonesia.

"Evaluasi keberadaan PSN seperti PIK 2 merupakan bukti keberpihakan Presiden Prabowo terhadap rakyat kecil. Gebrakan Prabowo lainnya tentu sangat ditunggu-tunggu rakyat Indonesia," ujarnya.

Sistem pemerintahan Indonesia yang menganut presidensial membuat jabatan Presiden yang kuat. Dengan begitu, tidak terlalu sulit bagi Prabowo untuk mendepak menteri yang merupakan antek-antek Jokowi seperti Bahlil lahadali dan sejumlah menteri lainnya.

Untuk mendepak kabinet antek-antek Jokowi, kata Anthony, Presiden Prabowo tak perlu khawatir. Sebab, kini rakyat sangat mendukung evalusi kinerja pemerintahan selama 10 tahun terakhir.

Prof Anthony memberi saran kepada Presdien Prabowo untuk lebih mendekatkan diri ke PDI Perjuangan dalam membangun bangsa dibanding Jokowi. Sebab, Jokowi tak memiliki kekuatan lagi.

"Jokowi hanya punya anak dan menteri antek-anteknya serta ologarki. Dia tidak punya anggota parlemen. Dukungan PDIP di parlemen untuk Prabowo jauh lebh baik dibanding dukungan Jokowi. Ini kalau Indonesia mau maju ya," ujar Prof Anthony.

Blunder Bahlil
Bahlil membuat kebijakan blunder yang membuat heboh di seluruh negeri terkait gas LPG 3 kg. Apa Prabowo yang memberi instruksi? Ternyata bukan. Apa inisiatif Bahlil sendiri? Menurut Anthony tidak mungkin.

"Jadi siapa mastermind yang mengatur kebijakan yang hanya berumur satu hari, yang kemudian dibatalkan Prabowo? Patut diduga keras Jokowi. Karena, Bahlil adalah loyalis Jokowi. Bahlil menjadi menteri di era Jokowi maupun di era Prabowo karena Jokowi," tutur Anthony.

"Kemudian, siapa yang diuntungkan kalau Prabowo berhadapan dengan rakyat akibat kebijakan yang membuat rakyat marah besar? Gibran!" tambahnya.

Kalau Prabowo bermasalah dengan rakyat maka posisi Gibran sebagai wakil presiden sangat diuntungkan. "Inilah motif Jokowi untuk diskreditkan Prabowo, untuk promosikan Gibran," tandasnya.[Lin]

Topik:

Prabowo Subianto Menteri Gaduh Depak Bahlil Lahadalia