IHSG Anjlok 3,84%, Ekonomi Tertekan, DPR Minta Pemerintah Bertindak Cepat

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 19 Maret 2025 16:54 WIB
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Hanif Dhakiri. (Dok. MI)
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Hanif Dhakiri. (Dok. MI)

Jakarta, MI – Pasar keuangan Indonesia kembali diguncang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam 3,84% ke level 6.223,39, mencerminkan meningkatnya kecemasan investor terhadap kondisi ekonomi nasional.

Pada sesi pertama perdagangan, IHSG bahkan sempat anjlok hingga 7,1%. Kondisi ini memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan atau trading halt demi meredam volatilitas pasar.

Tekanan terhadap ekonomi semakin bertambah dengan munculnya deflasi tahunan 2024 sebesar 0,09%. Alih-alih menjadi kabar baik, penurunan harga ini justru mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat.

Sektor riil pun melambat, konsumsi rumah tangga tertekan, sementara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dan tertundanya pengangkatan 1,2 juta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) serta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) makin memperburuk situasi.

“Pasar saham dan ekonomi nyata sedang menghadapi tekanan serius. Investor kehilangan kepercayaan, masyarakat menahan belanja. Jika ini berlanjut, dampaknya akan semakin luas,” ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Hanif Dhakiri.

Menurutnya, kondisi ini merupakan peringatan serius bagi pemerintah. Pasar saham yang merosot mencerminkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lemah, sementara deflasi menandakan turunnya permintaan di sektor riil.

“Investor butuh kepastian kebijakan, sementara masyarakat butuh kepastian ekonomi. Tanpa langkah konkret, ketidakpastian ini bisa semakin dalam,” tambahnya.

Ia menegaskan, pemerintah harus segera mempercepat stimulus ekonomi guna menjaga daya beli masyarakat. Bantuan sosial, insentif pajak, serta pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) harus berjalan tepat waktu agar roda ekonomi tetap berputar.

“Ekonomi butuh kepastian, bukan sekadar wacana. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kita bisa menghadapi perlambatan yang lebih dalam,” pungkas Hanif.

Topik:

Ekonomi DPR Harga Saham Gabungan