160 Guru Sekolah Rakyat Mundur, Ini Kata Mensos Gus Ipul

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 28 Juli 2025 18:46 WIB
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Foto: Ist)
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) angkat bicara terkait pengunduran diri massal 160 guru Sekolah Rakyat. Menurutnya, alasan utama yang paling banyak disampaikan adalah penempatan lokasi mengajar yang terlalu jauh dari tempat tinggal para guru.

"Jadi itu, ya salah satu alasannya itu secara umum karena penempatan gurunya terlalu jauh," ujar Gus di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).

Meski ditinggalkan ratusan tenaga pendidik, Gus Ipul memastikan program Sekolah Rakyat tetap berjalan. Ia menyebut pengganti para guru yang mundur telah disiapkan.

"Kita sudah proses dan insyaallah pengantinnya sudah ada," katanya.

Lebih lanjut, Gus Ipul mengatakan bahwa para calon pengganti ini merupakan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan akan melalui tahapan seleksi lanjutan sebelum resmi ditugaskan.

"Maka kita proses kembali untuk membuka kesempatan kepada mereka lagi, karena masih ribuan guru-guru ya, belum penempatan. Terutama mereka yang sudah proses mengikuti pendidikan proses guru-guru," terangnya.

"Jadi insyaallah sekali lagi untuk sekolah rakyat kita terus berproses, kita terus perbaiki keturangan-keturangannya ya."

Kabar mengenai ratusan guru yang mengundurkan diri juga dibarengi dengan informasi bahwa sejumlah siswa Sekolah Rakyat di Temanggung memilih kembali ke rumah.

Gus Ipul menegaskan bahwa proses penerimaan siswa dilakukan secara terbuka dan melibatkan persetujuan orang tua.

“Semua anak yang sekolah di Sekolah Rakyat sudah melalui dialog. Setelah orang tuanya menyetujui, barulah diteruskan ke bupati untuk diusulkan menjadi siswa Sekolah Rakyat. Jadi tidak ada yang dipaksa,” ungkap Gus Ipul dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

“Kalau anaknya tidak kerasan dan orang tuanya sepakat untuk tidak melanjutkan, tentu kami tidak bisa memaksa,” kata Gus Ipul.

Ia menyebutkan, dari lima siswa yang sempat meninggalkan asrama di Sekolah Rakyat Temanggung, dua di antaranya telah kembali, sementara tiga lainnya masih beradaptasi dan tetap dalam komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua.

“Di belakang mereka (siswa yang pulang) masih banyak yang mengantri calon siswa lain untuk masuk. Maka itu, kami akan prioritaskan mereka yang siap menggantikan,” tegas Gus Ipul.

Di Sekolah Rakyat, seluruh fasilitas disediakan secara lengkap untuk para siswa. Mereka tidak hanya mendapat tempat tidur pribadi, tetapi juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang milik mereka masing-masing.

Topik:

sekolah-rakyat menteri-sosial