DPR Minta Usut Kasus Pembunuhan Aktivis Lingkungan di Flores

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 10 September 2025 11:57 WIB
Anggota Komisi XII DPR RI Yulian Gunhar (Foto: Dok MI)
Anggota Komisi XII DPR RI Yulian Gunhar (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Anggota Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar, menyampaikan keprihatinan dan duka cita mendalam atas meninggalnya aktivis muda asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Vian Ruma (30), yang dikenal aktif dalam gerakan penolakan proyek geotermal di Pulau Flores.

“Saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum Vian Ruma. Kepergian beliau bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga kehilangan bagi gerakan lingkungan yang selama ini diperjuangkannya,” ujar Gunhar dalam keterangan tertulis, Rabu (10/9/2025).

Gunhar meminta aparat kepolisian bersama pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat segera mengusut tuntas kasus kematian Vian yang diduga tidak wajar. Menurutnya, jika memang terdapat unsur kekerasan dan pembunuhan, maka harus diungkap secara terang benderang dan transparan prlskunya agar tidak menimbulkan spekulasi di masyarakat.

“Pengungkapan yang transparan sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik. Jangan sampai kasus ini melahirkan kecurigaan di tengah masyarakat, terkait pembungkaman para aktivis lingkungan," tegasnya.

Lebih lanjut, Gunhar menyoroti bahwa kematian tak wajar Vian menambah daftar panjang kasus aktivis lingkungan yang meninggal dalam kondisi mencurigakan. Hal ini, menurutnya, menjadi alarm bagi negara mengenai pentingnya perlindungan terhadap aktivis lingkungan yang kerap berada di garis depan memperjuangkan kelestarian alam dan hak masyarakat lokal.

“Pengembangan energi terbarukan seperti geotermal memang penting, tetapi harus ditempatkan dalam kerangka keberlanjutan. Artinya, tetap menghormati kelestarian lingkungan, kearifan lokal, keselamatan warga, serta ekosistem,” jelasnya.

Gunhar menegaskan bahwa tidak boleh ada praktik intimidasi, kekerasan, atau kriminalisasi terhadap aktivis yang kritis terhadap proyek-proyek strategis pemerintah maupun swasta.

“Tragedi ini harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperkuat komitmen terhadap perlindungan aktivis lingkungan. Partisipasi publik dalam pembangunan harus dihormati, bukan dibungkam,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, Vian Ruma ditemukan meninggal dalam kondisi tergantung di sebuah pondok kebun di Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, pada Jumat (5/9/2025). Vian dikenal aktif menolak proyek geotermal di Pulau Flores, NTT.

Topik:

pembunuhan-aktivis lingkungan-hidup aktivis-flores