BMKG Keluarkan Peringatan Dini: Cuaca Ekstrem Mengintai Jelang Libur Nataru

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 3 Desember 2025 13:29 WIB
Pengguna Payung saat Hujan (Foto: Ist)
Pengguna Payung saat Hujan (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menjelang puncak mobilitas libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam rapat koordinasi nasional, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menyampaikan bahwa risiko hidrometeorologi semakin meningkat, termasuk hujan ekstrem, angin kencang, petir merusak, puting beliung, hujan es, hingga gangguan jarak pandang yang bisa mengganggu penerbangan dan pelayaran.

"Trennya terus naik. Jawa Barat memimpin frekuensi kejadian hujan ekstrem dan angin kencang, disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini harus menjadi perhatian kita bersama," tutur Faisal dalam keterangan pers, dikutip Rabu (3/12/2025).

BMKG memperkirakan cuaca nasional akan dipengaruhi oleh berbagai fenomena atmosfer pada minggu kedua Desember hingga awal Januari.

Monsoon Asia diprediksi mulai aktif sehingga meningkatkan curah hujan, sementara anomali Madden-Julian Oscillation, gelombang Kelvin, dan Rossby Equator berpotensi memicu hujan ekstrem di beberapa wilayah.

Selain itu, seruak dingin Siberia diprediksi ikut memperkuat intensitas hujan, ditambah peluang tumbuhnya bibit siklon tropis di wilayah selatan Indonesia.

Wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap pembentukan bibit siklon meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa - Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Selatan dan Tengah.

BMKG mengingatkan bahwa meskipun Indonesia umumnya tidak berada di jalur siklon tropis, anomali cuaca dapat menyebabkan penyimpangan. Siklon Senyar yang sempat memicu kerusakan luas dan hujan ekstrem lebih dari 380 mm per hari seperti di Aceh beberapa waktu lalu.

Pada periode 28 Desember hingga 10 Januari, hampir seluruh wilayah Jawa, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan diperkirakan mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi, mencapai 300-500 mm per bulan.

Selain hujan ekstrem, potensi banjir rob juga muncul di pesisir Jakarta, Banten, dan Pantura Jawa Barat akibat fase perigee dan bulan purnama pada pertengahan Desember.

Untuk memastikan kelancaran mobilitas dan mempercepat penanganan darurat, BMKG bekerja sama dengan BNPB telah mengaktifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di tiga bandara utama: Sultan Iskandar Muda (Aceh), Kualanamu (Sumut), dan Padang.

Operasi ini bertujuan menurunkan curah hujan di wilayah padat atau rawan bencana menggunakan metode penyemaian NACL atau Calcium Oxide.

BMKG menegaskan, OMC hanya dapat dilakukan setelah pemerintah daerah menetapkan status siaga darurat, mengingat biaya yang tinggi dan risiko operasional yang besar.

"OMC hanya bisa dilakukan bila gubernur menetapkan status siaga darurat. Tanpa itu, operasi tidak bisa dijalankan karena biaya dan risikonya sangat besar," tuturnya.

Sementara itu, BMKG menegaskan bahwa siklon tropis dapat diprediksi hingga 8 hari sebelumnya. Peringatan dini telah dikirimkan berulang saat adanya Siklon Senyar.

Pemerintah daerah dapat secara aktif berkonsultasi dengan Balai Besar BMKG, segera menggelar rapat koordinasi bersama Forkopimda, serta memperkuat sistem respons dini menjelang libur Nataru.

BMKG juga membuka posko nasional di berbagai pelabuhan dan bandara, serta menyiapkan aplikasi pendukung seperti radar cuaca, DWT untuk jalan raya, dan Inawis untuk pemantauan laut.

Mendagri menekankan bahwa banjir bandang dan longsor di Cilacap dan Banjarnegara, Jawa Tengah, serta bencana besar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi pengingat bahwa ancaman bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

"Kita belum tahu apa yang menghadang ke depan. Sama seperti yang terjadi di Sumatra Utara, kejadiannya sangat cepat dan kita mungkin kurang siap," tegasnya.

Faisal pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memaksimalkan peringatan dini menjadi tindakan dini. "Rapat ini penting agar kita memiliki kesiapsiagaan dengan awas, siaga menuju keselamatan. Early warning menimbulkan early action menuju zero victim." tutupnya.

Topik:

bmkg cuaca-ekstrem natal-dan-tahun-baru banjir peringatan-dini