PNP Tegaskan Mahasiswa Korban Erupsi Marapi Bukan Ikut Program Kampus

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 5 Desember 2023 19:15 WIB
Tim gabungan memasukkan korban erupsi Gunung Marapi untuk dibawa ke RSAM Bukittinggi, Selasa, (5/12) (Foto: ANTARA)
Tim gabungan memasukkan korban erupsi Gunung Marapi untuk dibawa ke RSAM Bukittinggi, Selasa, (5/12) (Foto: ANTARA)
Jakarta, MI - Politeknik Negeri Padang (PNP) Sumatra Barat (Sumbar) menegaskan 14 mahasiswa mereka, yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi bukan dalam rangka mengikuti program kampus.

"Sepengetahuan saya tidak (bukan program kampus)," kata bagian Kemahasiswaan PNP Siswanto di posko pencarian Nagari Batu Palano, Kabupaten Agam, Selasa (5/12).

Siswanto menyebutkan, belasan mahasiswa tersebut diketahui berinisiatif menaiki Gunung Marapi yang erupsi pada Minggu (3/12).

"Inisiatif, karena di sana ada senior dan junior," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan 14 mahasiswa yang mendaki Gunung Marapi bukan mengikuti kegiatan unit kegiatan mahasiswa (UKM), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) PNP.

"Jadi, saya tegaskan ini bukan bagian dari program kampus," tegas dia.

Untuk memaksimalkan pencarian korban, Siswanto mengatakan para mahasiswa yang tergabung dalam UKM Mapala PNP, ikut serta membantu evakuasi korban.

Informasi sementara, tiga dari 14 mahasiswa PNP dinyatakan meninggal dunia pascaerupsi Gunung Marapi. Ketiga korban telah dibawa ke Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, menggunakan ambulans untuk proses identifikasi.

Sebelumnya, Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Kota Padang Abdul Malik mengatakan tiupan abu vulkanik, menjadi salah satu faktor penghambat tim gabungan dalam mengevakuasi para korban Gunung Marapi.

"Untuk hambatan sudah ada lima kali erupsi hingga pukul 11.00 WIB. Tadi abu vulkanik juga turun hingga sampai ke kaki gunung dan membuat jarak pandang tim jadi terganggu," kata Abdul Malik.