Ciptakan Demokrasi Bersih, GMNI Kendari Deklarasi Pemilu Damai dan Dorong Partisipasi Perempuan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Januari 2024 20:52 WIB
GMNI Kendari deklarasi pemilu damai (Foto: Dok MI)
GMNI Kendari deklarasi pemilu damai (Foto: Dok MI)

Kendari, MI - Dalam hal mewujudkan pemilu yang berkualitas dan demokratis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Kendari melakukan apel gerakan dan deklarasi pemilu damai yang transparan, akuntabilitas, jujur, adil dan bermartabat untuk melegitimasi pemimpin yang betul-betul mewujudkan harapan masyarakat, Senin (8/1).

Deklarasi pemilu damai dilaksanakan di perempatan pasar baru Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada pukul 16.00 Wita dengan diikuti oleh anggota dan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari sebanyak 50 orang.

Kegiatan tersebut sebagai wujud partisipasi politik guna mengawal pesta demokrasi agar lebih subtansial. Tak hanya itu, deklarasi itu juga sebagai bentuk keresahan yang tidak menginginkan pesta rakyat berpotensi mengalami perpecahan dan polarisasi di tengah masyarakat. 

Ketua Cabang GMNI Kota Kendari, Rasmin Jaya dalam orasinya mengatakan tahun politik 2024 adalah ujian berat dan sesuatu yang tidak bisa kita  pandang enteng sebagai masyarakat untuk memilih pemimpin secara langsung. Pemilu adalah kedaulatan rakyat satu-satunya, jadi suara rakyat adalah kunci dalam menciptakan sosok pemimpin politik yang  dilegitimasi oleh rakyat. 

"Deklarasi ini kami ingin menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara agar tidak terprovokasi terhadap isu yang memecah belah bangsa, karena yang paling mendasar dari proses demokrasi ialah bagaimana rakyat mampu menentukan dan memilih para calon pemimpinnya, melihat visi misi dan program jangka panjang serta menjadikan rakyat sebagai orientasi utama," katanya.

"Kesalahan memilih pemimpin ke depannya akan berdampak buruk tidak saja bagi rakyat melainkan masa depan daerah juga dipertaruhkan. Harapan kami, kedaulatan rakyat harus betul-betul kita kawal bersama," tegasnya menimpali.

Ia juga membeberkan, kecerdasan dalam memilih pemimpin dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan, tentu itu juga akan meningkatkan kualitas demokrasi agar semakin baik lagi. Disinilah pendidikan politik menjadi demikian penting apalagi pertarungan ide dan gagasan sangat dibutuhkan untuk memberikan gairah dan sensasi masyarakat semakin antusias berpartisipasi dalam politik.

"Harapan kami dari GMNI Kita Kendari agar pendidikan politik menjadi tanggung jawab semua pihak, khususnya para elite politik yang memiliki kedudukan strategis atau sedang memiliki peran sentral dalam sistem politik," harapanya.

Menurutnya, tanpa terjadinya pendidikan politik yang sehat dan baik, maka dipastikan tidak akan terjadi peningkatan kecerdasan politik publik.

"Pada akhirnya publik akan selalu terjerumus dalam kesalahan yang sama dari waktu ke waktu dalam menentukan pemimpinnya dan akan selalu dijadikan kambing hitam dalam kepentingan para elite politik, ini kemudian yang mesti kita antisipasi bersama," bebernya.

Sementara itu, Kabid Agitasi dan Propaganda DPC GMNI Kendari, Risal mengingatkan bahwa tidak sedikit diantara mereka kurang memahami bahwa politik adalah panggilan dan pengabdian untuk rakyat. Sejatinya seorang pemimpin harus memiliki jiwa tersebut.

"Hal itu tergantung dari kejujuran elite politik dalam memberikan pendidikan politik kepada publik sebab masyarakat adalah kekuatan politik  yang paling nyata dan mereka adalah pemenang tertinggi kedaulatan rakyat," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, tidak sedikit para pelaku politik yang bermunculan hanya menjadikan rakyat  sebagai sarana mengepul suara dan hanya meramaikan pemilu setiap lima tahunnya.

Kekecewaan terhadap para pemimpin yang sering melakukan pembohongan dan pengingkaran terhadap amanat rakyat yang telah mereka pilih terdahulu membuat mereka mempertimbangkan untuk memilih kembali.

"Kita menyadari dengan sungguh agar tidak mengulangi kesalahan yang sama karena rakyat sudah cukup lama menggantungkan harapan dan keinginan untuk maju. Dari sinilah seharusnya elite politik menyadari bahwa publik tidak buta dan tuli terhadap dinamika politik hari ini," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama Sarinah GMNI Kendari, Yuli dalam orasinya menegaskan tentang pentingnya politik gagasan dan peran perempuan dalam politik. Meskipun keterlibatan perempuan hanya 30 persen, tetapi partisipasi tersebut harus kita dorong sebagai wujud memperjuangkan hak-hak perempuan yang kurang tersebut selama ini.

"Kami dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mendorong paertisipasi politik  perempuan dalam ruang-ruang kebijakan publik, sehingga adanya keseimbangan dalam merumuskan konsep dan program kebijakan secara merata di semua komponen masyarakat," tegasnya.

Terakhir, Sarinah Ayu dalam orasinya  menegaskan dalam upaya mencegah segala kemungkinan terburuk dalam pemilu 2024 maka merasa penting untuk melakukan konsolidasi demokrasi dan memperkuat persatuan masyarakat dalam mencegah berbagai polarisasi dan kekacauan sosial yang timbul, dibutuhkan berbagai pihak untuk melakukan sosialiasi politik dan memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.

"Kami tau masyarakat adalah kelompok sosial yang paling rentan terpecah akibat sikap politik yang berbeda, sehingga dibutuhkan penguatan lewat narasi kebangsaan dan edukasi politik yang berkesinambungan," ujarnya.

Adapun yang menjadi tuntutan mererka adalah mendorong pemilu yang berkualitas dan demokratis, mendorong politik gagasan dan program yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Lalu memperkuat konsolidasi demokrasi dan persatuan masyarakat dan juga mendorong partisipasi politik perempuan pada pemilu 2024.

Usai kegiatan tak lupa anggota dan kader GMNI Kendari membacakan puisi yang di pandu langsung oleh Sarinah Anisa, terlihat semangat dan antusias dari semua yang terlibat dalam gerakan deklarasi tersebut. 

Meskipun kegiatan tersebut menyita perhatian masyarakat yang melewati perempatan pasar baru tetapi tidak sampai menggangu dari pada aktivitas klau lintas.