Hearing bersama IKA Unair, Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung: Untuk Pulihkan Kawasan Hutan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 4 Juli 2024 22:53 WIB
Rapat Hearing DPRD Tulungagung bersama IKA Unair Surabaya dan warga desa Tenggarejo Kecamatan Tanggunggunung (Foto: Dok MI/JK)
Rapat Hearing DPRD Tulungagung bersama IKA Unair Surabaya dan warga desa Tenggarejo Kecamatan Tanggunggunung (Foto: Dok MI/JK)

Tulungagung, MI - DPRD Kabupaten Tulungagung melaksanakan rapat dengar pendapat (hearing) bersama Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) Surabaya, bertempat di ruang rapat DPRD pada Kamis, (4/7/2024). 

Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan warga Desa Tenggarejo, Kecamatan Tanggunggunung, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta pimpinan DPRD Tulungagung. Dan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung Marsono.

Rapat dengar pendapat ini, membahas keluhan warga Desa Tenggarejo, kecamatan Tanggunggunung, tentang kondisi kawasan geoheritage yang rusak sangat parah. 

Kesempatan itu, kepala dusun Tenggar Arif Darmawan, menyampaikan keadaan lahan dan lingkungan di kawasan geoheritage yang merupakan kawasan lindung di Tenggarejo saat ini mengalami kerusakan yang sangat parah.

Ia mengungkapkan kondisi kritis seperti kehabisan air, kerusakan tanah, dan penurunan kadar oksigen di goa-goa pada kawasan heritage tersebut.

"Kawasan ini dulunya hijau namun sekarang sangat rusak. Kehabisan air menyebabkan dampak buruk bagi kebutuhan air warga Tenggarejo bahkan hingga warga Campurdarat," ujar Arif sambil terisak-isak tangis.

Sementara itu, Didik perwakilan dari IKA Unair menyatakan komitmennya, bersama seluruh elemen masyarakat melakukan langkah reboisasi dan memberikan pendampingan kepada masyarakat.

”Guna membangun kesadaran tentang pentingnya mengembalikan kawasan tersebut menjadi hutan hijau kembali,” ujarnya.

Dalam rapat tersebut Marsono Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung, menyampaikan pentingnya memulihkan kawasan hutan di daerah selatan termasuk Tanggunggunung.

Dengan memulai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan pupuk organik serta pembuatan biopori di lahan tandus untuk menyimpan air dan meningkatkan kualitas tanah.

Dikatakan juga oleh Marsono, pihaknya juga mendukung pengurangan lahan pertanian jagung yang menjadi salah satu penyebab kerusakan hutan hijau di kawasan tersebut.

"Pembuatan biopori atau lubang air yang mampu menjadi tempat penyimpanan humus tanah sangat penting untuk menjaga kelestarian dan kesuburan tanah. Hal ini juga dapat mengikat sedimen tanah dan mencegah terjadinya longsor," papar Marsono. (JK)