Seorang Mahasiswi IAIN Tewas Akibat Banjir Bandang di Rua Ternate


Ternate, MI - Bencana banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, ikut menelan satu korban seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate bernama Tarisa Cahya Ramadhan (23 tahun).
Tarisa Cahya Ramadhan merupakan mahasiswi semester 7 Prodi Akuntansi Syari’ah (AKS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Ternate, yang sedang mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Rua.
Jasad wanita asal Desa Bobanehena, Halmahera Barat, itu ikut ditemukan dalam genangan lumpur bersama belasan korban lainnya dalam proses evakuasi oleh masyarakat bersama aparat gabungan sejak Minggu (25/8) pagi hingga sore.
Alan (40) misalnya, pemilik rumah tempat korban Tarisa tinggal, mengatakan saat kejadian tak berada di rumah, yang ada hanya korban bersama dua orang keponakannya yakni Gazali (20) dan Taslim (18) . "Saat kejadian saya tidak di rumah, saya di rumah sakit, dengar informasi banjir baru saya ke Rua ternyata dia (Tarisa) juga ikut meninggal," ujar Alan.
BACA JUGA: Diterjang Banjir, Akses Jalan Lingkar Ternate Putus
Alan mengatakan jasad Tarisa Cahya Ramadhan ditemukan di dalam genangan material lumpur. Saat banjir bandang datang Tarisa diduga sedang tertidur pulas. Derasnya banjir yang membawa material bebatuan membuat dinding rumah roboh dan menimpa korban yang sementara berada di kamar hingga tak sempat menyelamatkan diri. "Dalam proses evakuasi, kaki korban ini ditemukan terjepit di tembok, mungkin itu yang bikin dia tidak bisa menyelamatkan diri, ditambah banjir lumpur," tuturnya.
Sementara Gazali (20), salah satu korban yang selamat mengatakan, saat kejadian ia bersama rekannya, Taslim (18), yang diketahui tinggal serumah dengan korban mahasiswi itu berlari menyelamatkan diri.
BACA JUGA: Waspada! Potensi Banjir Bandang Susulan Marapi
Saking paniknya, Gazali mengaku memecahkan kaca jendela berlari keluar menyelamatkan diri. "Saya sama Taslim dalam keadaan tidur, terus ada bunyi gemuruh. Saya bangun dan tanya ke Taslim ada bunyi apa itu, pas saya mau keluar ternyata di muka kamar sudah ada lumpur, saya lalu kasih pecah kaca jendela dan lari lewat jendela," ucap Gazali.
Gazali mengaku masih ingin sempat berlari ke kamar tengah mengecek korban Tarisa Cahya Ramadhan, namun suasana rumah gelap dan mencekam, ditambah derasnya lumpur yang datang menerjang membuat Gazali bersama rekannya, Taslim, terpaksa harus berlari menyelamatkan diri masing-masing. "Kami lalu berlari ke arah Kastela, dapat dengar di luar rumah orang teriak–teriak," ungkapnya.
BACA JUGA: Miris, Remaja Korban Banjir Gorontalo Dicabuli di Lokasi Pengungsian
Diketahui banjir bandang yang menerjang Kelurahan Rua sekitar pukul 04.00 WIT tersebut membuat sedikitnya 5 rumah dan sebuah mushola hilang, serta menimbulkan korban jiwa meninggal dunia dengan sudah ditemukan sebanyak 19 orang dan 8 lainnya dirawat di rumah sakit dan puskesmas.
Topik:
Korban Banjir Bandang Tarisa Cahya Ramadhan Banjir Bandang