MPR Dukung Panglima TNI Ciptakan Kedamaian di Tanah Papua

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 29 November 2021 22:33 WIB
Monitorindonesia.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung kebijakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang mengedepankan pendekatan tegas dan humanis menyelesaikan potensi konflik di Provinsi Papua dan Papua Barat. Melalui forum MPR RI untuk Papua yang diisi anggota DPR dan DPD dari dapil Papua, MPR akan menjadi mitra strategis TNI menciptakan kedamaian di tanah Papua. "Penyelesaian masalah tidak hanya pendekatan senjata, juga melalui pendekatan kesejahteraan sesuai Inpres 9/2020 yang dilanjutkan Keppres 20/2020 tentang Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Bukan berarti TNI tidak boleh mengambil tindakan tegas. Terhadap yang mencederai kedaulatan bangsa, harus tegas," ujar Bamsoet usai menerima kunjungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di kediamannya di Jakarta, Minggu malam (28/11/2021). Bamsoet didampingi Robert Kardinal, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Golkar dapil Papua Barat dan Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem dapil DKI Jakarta dalam silaturahmi dengan Panglima Andika. Ia jug mendukung pemerintah dan panglima meningkatkan tunjangan kinerja prajurit TNI serta uang lauk pauk prajurit dari Rp 60 ribu per hari menjadi Rp 100 ribu bagi yang bertugas di Pulau Jawa dan Rp 150 ribu bagi yang bertugas di luar Pulau Jawa. "Kita juga mendukung prajurit diberikan kemudahan kepemilikan rumah. Selama ini para prajurit hanya mendapatkan rumah dinas yang jika pensiun harus dikembalikan ke negara. Tidak jarang keberadaan rumah dinas melahirkan berbagai masalah," jelas Bamsoet. Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendukung TNI bisa meningkatkan alutsista. Saat ini TNI memasuki tahap ketiga (2020-2024) penyelesaian minimum essential force (MEF) yang baru mencapai 60 persen. "Tahun 2024, jumlah kekuatan alutsista MEF masing-masing matra ditargetkan sudah terpenuhi. Matra Darat dengan 723.564 senjata ringan, 1.354 meriam/roket/rudal, 3.738 kendaraan tempur, dan 224 pesawat terbang. Marta Laut dengan 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 pesawat udara, dan 978 kendaraan tempur marinir. Sedangkan Matra Udara dengan 344 pesawat, 32 radar, 72 peluru kendali, dan 64 penangkis serangan udara," tandas Bamsoet. Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan Kadin Indonesia ini menekankan, selain mewaspadai ancaman perang modern yang kini bertumpu pada teknologi digital, perang nuklir, biologi kimia, dan teknologi jarak jauh lainnya, TNI juga harus senantiasa mewaspadai ancaman perang ideologi. "Bersama MPR RI, TNI akan terus terlibat dalam ‘vaksinasi ideologi’ menggunakan vaksin 'Empat Pilar MPR RI', yang dilakukan untuk meningkatkan imunitas masyarakat agar memiliki kekebalan dalam menghalau nilai-nilai asing yang mengancam jati diri dan karakter ke Indonesia-an kita," pungkas Bamsoet.