Fahri Hamzah: Aturan Pemilu di Indonesia, Persempit Kemunculan Capres Alternatif

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 6 Januari 2022 13:41 WIB
Monitorindonesia.com - Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah mengatakan bahwa aturan pemilu di Indonesia, hanya mempersempit peluang munculnya calon presiden (capres) alternatif dari yang sudah dikenal selama ini. "Dalam konteks itu, saya melihat sistem pemilu saat ini lebih memperkuat peran oligarki politik sekelompikk elite. Namun, mengabaikan keterwakilan rakyat Indonesia dari berbagai daerah," kata Fahri Hamzah dalam Gelora Talk bertajuk 'Menakar Reformasi Sistem Politik Indonesia, Apakah Mungkin Jadi Gelombang?', Rabu kemarin (5/1/2022). Menurut Fahri Hamzah, berbicara mengenai capres yang ditawarkan partai politik di Parlemen, bukanlah sebagai ide untuk membangun bangsa. “Nanti kita bicara tentang calon presiden yang bukan ide lagi yang dijual menawarkan bahwa sayya punya uang dan saya punya bohir kria-kira begitu yang sekarang terjadi,” sebut dia. Bahkan akibat aturan tersebut, dia menilai kalaut partai politik (parpol) saat ini sudah tidak lagi menjadi organisasi intelektual bagi masyarakat, melainkan telah menjadi power trader dan power dealer. “Jadi, hari-hari itu mereka kerjaannya mengexchange kekuasaan, ide-idenya sudah mulai hilang,” ujar mantan Wakil Ketua DPR RI ini. Akibatnya, lanjut Fahri, partai politik yang memiliki ide brilian hanya sebatas pemanis, namun ketika telah berkuasa ide-ide tersebut hanyalah isapan jempol semata. "Ide-idenya hanya 'gincu' dan pelangkap saja tapi pada dasarnya yang ideal itu hilang," tutup politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. (Ery)