Gugatan Usia Capres-Cawapres: Nafsu Pengusung Gibran Cawapres Prabowo?

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 10 Oktober 2023 01:03 WIB
Jakarta, MI - Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi menilai deretan uji materi batas usia capres dan cawapres yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) bukan lagi ditujukan untuk menegakan hak-hak konstitusional warga. Tetapi karena dilandasi dugaan nafsu mereka yang hendak mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto. "Diduga kuat dilandasi nafsu kuasa keluarga (Presiden) Jokowi dan para pemuja Jokowi yang hendak mengusung Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, yang belum genap 40 tahun, sebagai cawapres Prabowo," ujar Hendardi kepada wartawan, Senin (9/10). Menurut Hendardi, proses gugatan batas usia capres-cawapres telah memasuki episode kritis dan membahayakan. Pasalnya, beredar kabar MK bakal menyetujui penurunan batas usia seperti yang diharapkan para penggugat. "Bukan lagi soal batas usia, tetapi dalam pengujian ini pemohon meminta tafsir dan makna konstitusional ketentuan batas usia itu dimaknai dengan bahwa syarat usia 40 tahun atau pernah menjabat sebagai gubernur/bupati/wali kota," kata Hendardi. Hendardi menambahkan bahwa puluhan pakar hukum dan pegiat hukum dan konstitusi telah mengingatkan bahwa soal batas usia untuk menduduki jabatan bukanlah isu konstitusional tetapi kebijakan hukum terbuka (open legal policy), yang tidak seharusnya diuji oleh MK. "Berbagai putusan MK juga menyatakan hal yang sama, tetapi operasi politik pengusung dinasti Jokowi, hampir menggoyahkan MK untuk memenuhi hasrat kandidasi anak Presiden (maju sebagai cawapres)," ungkapnya. Untuk itu, dia menekankan semua pihak supaya mengawal dan mengingatkan MK agar tidak menjadi instrumen legalisasi yang menopang dinasti Jokowi. Jika MK mengabulkan permohonan ini, tegas dia, maka MK bukan hanya inkonsisten dengan putusan-putusan sebelumnya, tetapi juga kehilangan integritas dan kenegarawanan. "MK akan menjadi penopang dinasti Jokowi, jika karena putusannya, Gibran bisa berlaga dan memenangi Pilpres 2024. Ini adalah cara politik terburuk yang dijalankan oleh penguasa dari semua Presiden yang pernah menjabat," tutupnya. (An) #Gibran Cawapres Prabowo?