Rupiah Loyo Terhadap Dolar AS Akibat Ketegangan Geopolitik

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 24 Oktober 2023 09:20 WIB
Ilustrasi Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS. (Foto: Dok.MI)
Ilustrasi Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS. (Foto: Dok.MI)

Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin lemah. Hari ini, hampir menyentuh Rp 16 ribu per 1 dolar Amerika Serikat.

Anggota Komisi XI DPR, Charles Meikyansah, menilai, ketidakpastian ekonomi dan keuangan global semakin tinggi akibat meningkatnya ketegangan geopolitik.

Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan penguatan rkebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan global terhadap ketahanan ekonomi domestik di negara-negara EMEs, termasuk Indonesia.

"Meningkatnya ketegangan geopolitik mendorong harga energi dan pangan meningkat. Sehingga, mengakibatkan tetap tingginya inflasi global," kata Charles dalam keterangan tertulisnya kepada Monitorindonesia.com, Selasa (24/10).

Disampaikan Charles, untuk mengendalikan inflasi, suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR), diprakirakan akan tetap bertahan tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama (higher for longer). 

Kenaikan suku bunga global diperkirakan akan diikuti pada tenor jangka panjang dengan kenaikan yield obligasi Pemerintah negara maju, khususnya AS (US Treasury), akibat peningkatan kebutuhan pembiayaan utang Pemerintah, dan kenaikan premi risiko jangka panjang (term-premia). 

Berbagai perkembangan tersebut mendorong pembalikan arus modal dari negara Emerging Market Economies (EMEs) ke negara maju dan ke aset yang lebih likuid, yang mengakibatkan dolar AS menguat secara tajam terhadap berbagai mata uang dunia. (ABP)