Jawab Anies Soal "Orang Dalam", Gerindra: Itu Fenomena Setiap Kekuatan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 15 Desember 2023 21:29 WIB
Sekretaris Jendral DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani (Foto: Antara)
Sekretaris Jendral DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani (Foto: Antara)

Jakarta, MI - Sekretaris Jendral DPP Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani, mengatakan bahwa fenomena "orang dalam" terjadi di setiap kekuatan.

"Orang dalam itu kan fenomena dalam setiap kekuatan. Ada, selalu ada," kata Muzani ditemui usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (15/12).

Hal itu dikatakan Muzani merespons soal pernyataan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat debat calon presiden di KPU RI, Selasa (12/12), yang mengatakan pelanggaran etika dan praktik "orang dalam" bisa merusak negara.

Muzani menyebut orang dalam yang dimaksud Anies tersebut adalah orang-orang yang ada di sekitar dia saat menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.

"Yang dimasukkan oleh Pak Anies ketika gubernur adalah orang-orang yang ada di sekitarnya dia, waktu dia jadi, tim suksesnya, tapi itu biasa itu,” katanya.

Namun demikian, Muzani mengatakan TKN Prabowo-Gibran tidak menormalisasi orang dalam tersebut.

Menurutnya, selama pihak yang dibantu oleh orang dalam memenuhi standar maka hal itu tidak menjadi masalah.

"Enggak (menormalisasi orang dalam). Asal orang itu memenuhi standar profesional, standar administrasi, ya, enggak apa-apa. Memenuhi standar administrasi, standar publik, memenuhi syarat-syarat publik. Jika layak, kan, dan segala macam. Itu bisa,” ujarnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan pelanggaran etika dan praktik "orang dalam" bisa merusak negara.

Menurutnya, jangan sampai pelanggaran etika bersembunyi di balik keputusan hukum.

"Dan itu dilakukan oleh siapa, dari mulai calon presiden itu sudah diuji, apakah dia kompromi atau tidak pada etika," ujar Anies saat debat capres pertama Pilpres 2024 di halaman Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12).

Anies mengatakan jika terjadi pelanggaran etika dari pimpinan tertinggi maka ke level yang di bawahnya akan berkompromi melakukan hal yang sama.

"Dan praktik orang dalam yang tadi saya sampaikan akan merusak sendi-sendi kehidupan bernegara kita, rusak kita," katanya.