Pemilu 2024: Partai Mana Saja yang Suaranya Naik?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 4 Maret 2024 20:43 WIB
Seorang saksi partai mencatat hasil penghitungan suara saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara secara manual.
Seorang saksi partai mencatat hasil penghitungan suara saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara secara manual.

Jakarta, MI - Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) telah berakhir pada 2 Maret 2024.

Merujuk pada situs resmi KPU, progres surat suara yang telah masuk ke sistem Sirekap baru mencapai 65,82% atau 541.820 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari total keseluruhan mencapai 823.236 TPS pada Minggu (3/3).

Namun ada "anomali" perolehan suara yang terjadi pada tiga partai jika dibandingkan dengan hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) misalnya berdasarkan hasil hitung cepat versi lembaga survei Indikator memperoleh 10,64% suara. Tapi di Sirekap naik menjadi 11,54% atau ada penambahan sekitar 0,9%.

Kemudian Partai Gelora mendapat 0,88% suara dalam hitung cepat. Sementara dalam rekapitulasi di Sirekap naik menjadi 1,49% atau ada penambahan sebesar 0,61%.

Selanjutnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam hitung cepat hanya memperoleh angka 2,66% suara. Namun di Sirekap naik menjadi 3,13% atau ada penambahan 0,47%.

Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, menyebut kenaikan suara PSI dengan sebutan "ledakan". Sebab menurutnya fenomena ini berbeda dengan naik dan turunnya suara partai lain di Pemilu 2024 yang terlihat smooth.

"PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain. Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," tulis Burhanuddin di media sosial X miliknya dikutip Monitorindonesia.com, Senin  (4/3).

Burhanuddin juga menyatakan di lini masa akun X pribadinya bahwa akan melakukan pengecekan anomali tersebut. Ia bakal membandingkannya dengan formulir C Hasil di TPS yang menjadi sampel quick count lembaga survei. "Saatnya kita gunakan fungsi utama quick count yakni mengontrol KPU," lanjutnya.

Sementara itu, peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, juga menilai perolehan suara PSI saat ini "mengejutkan". Pasalnya dalam hitungan tujuh hari PSI mendapatkan 0,6% suara dari sekitar 2% suara nasional yang masuk ke Sirekap.

Meskipun dalam catatannya, angka PSI 3,13% itu masih dalam batas margin of error lembaga surveinya sebesar 0,54%. "Dibilang anomali atau mengejutkan, iya. Tapi untuk mengatakan apakah ada kecurangan kita perlu punya buktinya," katanya.