Hidayat Nur Wahid Harap Hakim MK Berbuat Adil dan Tegakkan Kebenaran
![Reina Laura](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg )
![Hidayat Nur Wahid Harap Hakim MK Berbuat Adil dan Tegakkan Kebenaran Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid [Foto: Doc. MPR]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/eab9bef3-2792-420c-836c-4a069ee93b36.jpg)
Jakarta, MI - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid berharap para hakim Mahkamah Konstitusi (MK), betul-betul berbuat adil dan berani menegakkan kebenaran serta menolak intervensi, saat menangani perkara sengketa pemilu yang sedang berlangsung.
Dia mengatakan saat ini, merupakan momentum yang tepat bagi para hakim MK untuk menegakkan kebenaran seadil-adilnya, karena dalam suasana bulan suci Ramadhan. Bagi umat Muslim, dia mengatakan saat ini adalah fase terhindar dari api neraka.
"Sekarang bola ada di Mahkamah Konstitusi. Dan MK, diisi oleh para hakim, bukan hanya beragama, tapi dipersyaratkan untuk juga menjadi negarawan," kata Hidayat di Jakarta, Rabu (27/3/2024).
Menurutnya putusan dari hakim MK, yang adil dan benar akan lebih diterima oleh siapapun, baik yang kalah maupun yang menang. Karena, kata dia, mereka yang dinyatakan menang kemudian terkoreksi, juga akan legowo kalau memang terbukti ada kebohongan.
"Karena itu penting untuk menghukumi dengan melaksanakan kebenaran dan keadilan, dengan mengoreksi kecurangan dan pelanggaran aturan hukum, serta benar-benar berlaku yang independen," ujarnya.
Dia mengatakan upaya melawan kecurangan pemilu, yang dilakukan melalui MK adalah bagian dari aturan yang dibuat oleh konstitusi. Sehingga hal itu adalah kesepakatan yang harus ditaati bersama.
Di samping itu, dia juga mengatakan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memahami pemilu telah berlalu, tetapi hasil dari pemilu itu menyisakan masalah. Maka menurutnya PKS menggunakan hak konstitusional untuk memperjuangkan keadilan melalui mekanisme yang berlaku.
Dia juga mengajak kepada masyarakat, untuk menanggapi dinamika politik yang terjadi di bulan Ramadhan ini, sebagai katalisator atau pintu pembuka bagi setiap pemeluk agama untuk segera bangkit dari apapun kondisi yang terjadi sebelumnya.
Menurutnya masyarakat perlu mensyukuri kebhinekaan yang mementingkan “ketunggalikaan”, baik keberagaman dalam hal seni budaya, orientasi politik, maupun keberagaman agama.
Agama juga menurutnya berkontribusi besar menjaga kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk setelah pemilihan umum lima tahunan yang telah berlangsung beberapa waktu lalu.
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
![BMKG Ingatkan Masyarakat NTT soal Potensi Hujan dan Angin Kencang Hingga 6 Juli Ilustrasi - Perahu penumpang di Pulau Solor, NTT. BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dan angin kencang. (Foto: Antara)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/foto-perahu-penumpang-di-pulau-solor-ntt.webp)
BMKG Ingatkan Masyarakat NTT soal Potensi Hujan dan Angin Kencang Hingga 6 Juli
13 jam yang lalu
![Pemprov DKI Lamban Sikapi Judi Online, Dwi Rio: Seperti Pemadam Kebakaran, Menangani saat Timbul Kejadian Dwi Rio Sambodo (Foto: Dok MI/Aswan)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/dwi-rio-sambodo.webp)
Pemprov DKI Lamban Sikapi Judi Online, Dwi Rio: Seperti Pemadam Kebakaran, Menangani saat Timbul Kejadian
1 Juli 2024 17:42 WIB