Kenang Elektabilitas 6 Persen, Ridwan Kamil: Jangan Ukur Takdir dengan Survei

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 11 Juli 2024 08:23 WIB
Politikus Partai Golkar, Ridwan Kamil
Politikus Partai Golkar, Ridwan Kamil

Jakarta, MI - Politisi Partai Golkar Ridwan Kamil meminta agar tak mengukur takdir, berdasarkan hasil survei yang beredar.

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil, menyusul elektabilitasnya yang kian merosot dalam bursa Pilkada DKI Jakarta 2024. Ia pun bercerita pernah mendapatkan elektabilitas 6 persen, dua bulan sebelum Pilkada Kota Bandung 2013 lalu. 

Namun, elektabilitasnya kembali meroket hingga akhirnya keluar sebagai pemenang.

"Namanya elektabilitas itu naik turun kan. Dulu waktu Wali Kota Bandung H-2 bulan, saya cuman 6 persen. Pas hari-H (jadi) 45 persen. Jadi, tidak bisa mengukur takdir dengan survei hari ini," kata Ridwan Kamil di Kantor DPP Partai Golkar, Rabu (10/72024).

Mantan Gubernur Jawa Barat ini juga mengatakan, seseorang yang punya elektabilitas tinggi saat ini, belum tentu akan memenangkan kontestasi pilkada, begitu pula sebaliknya.

"Hari ini tinggi belum tentu menang, hari ini rendah belum tentu juga kalah. Poinnya sekarang tidak usah terlalu ngomongin elektabilitas," ujarnya.

Apalagi, lanjut Ridwan Kamil, perebutan suara pemilih di Pilkada Jawa Barat maupun DKI Jakarta, belum dimulai.

"Yang sekarang dilakukan itu menghitung koalisi, nah perhitungan itu masih dihitung khusus Jawa Barat dan DKI belum diputuskan, karena masih lobi-lobi," jelasnya.

Oleh sebab itu, dia akan tetap berikhtiar untuk meningkatkan elektabilitasnya di DKI Jakarta.

"Namanya ikhtiar mah harus dilakukan, itu tugas manusia. Takdir Allah, ya nanti di hari-H," pungkasnya.