Nasdem Mendukung Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Kepada Soeharto

Jakarta, MI - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mendukung pemerintah untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden ke-2 RI, Soeharto. 

"Partai Nasdem mendukung dan sepakat pemberian gelar pahlawan pada mantan Presiden Soeharto," kata politisi Partai Nasdem, Irma Suryani saat dihubungi di Jakarta, Kamis (30/10).

Ia juga meminta pemerintah untuk tidak membatalkan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto meskipun ada penolakan dari segelintir aktivis. Menurut Irma, perbedaan pendapat tersebut merupakan hal biasa.

"Ya kenapa harus ditolak sih? Pertanyaannya itu kenapa harus ditolak. Kalau pemerintah ingin memberikan penghargaan kepada para mantan presiden, sebaiknya, ya gak ada masalah, kenapa harus ditolak," kata anggota DPR RI itu.

Ia menyebutkan, adanya penolakan dari orang-orang atau kelompok tertentu merupakan suatu kewajaran. Meski demikian, Soeharto telah memberikan banyak kontribusi selama 30 tahun.

"Kalau orang kan berbeda pendapat, wajar-wajar saja, gak ada masalah. Tapi kita harus melihat secara arif, biar bagaimanapun selama memimpin Indonesia selama 30 tahun, banyak juga kebaikan yang sudah diberikan oleh Soeharto kepada bangsa ini, dan itu tidak boleh dikesampingkan," sebut anggota Komisi IX DPR RI.

Katanya, tidak ada pemimpin sebuah negara itu yang paripurna, pasti ada kebaikan, ada juga kesalahan, segala sesuatu yang normal-normal saja. 

"Menurut kami (Nasdem) normal-normal aja. Kita harus menghargai presiden-presiden kita, tapi bagaimanapun , mereka sudah memberikan yang terbaik bagi bangsa ini, ada yang kurang-kurang, harusnya kita memahami sebagai suatu penilaian manusiawi karena gak ada yang bisa melakukan sesuatu itu secara sempurna. Kalau Partai Nasdem sih, janganlah melihat seseorang itu dengan berpikiran sempit, legasi yang ditinggalkan itu harus juga dilihat," imbuhnya.

Setiap presiden yang dipilih rakyat, yang sudah membawa bangsa ini kedepan menjadi lebih baik, mulai dari Sukarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, Jokowi.

"Semuanya kan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita gak bisa juga menafikkan kebaikan terus menegasikan kekurangan, kan gak bisa juga. Kenapa kita gak berfikir positif untuk semua pemimpin bangsa ini," katanya.