Obat dan Vaksin Belum Ada, PSN Masih yang Paling Mujarab Tangkal DBD

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 16 Mei 2022 02:29 WIB
Kota Bogor, MI - Entomolog Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat, Fairuz Hayati mengingatkan obat dan vaksin untuk melumpuhkan aedes aegypti dan aedes albocpictus pada kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga sekarang belum ada. Karena itu, mencegah terinfeksi dari gigitan jenis nyamuk tersebut adalah hal paling krusial. "Mengingat obat untuk membunuh virus dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih terus dikembangkan, maka cara terbaik yang dapat kita lakukan adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus di lingkungan kita," ujarnya, Minggu (15/5). 3M plus adalah menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan. Mencegah gigitan dan pengembangbiakan nyamuk dapat dilakukan dengan 8 langkah, yaitu memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidur menggunakan kelambu, atau memasang kawat kasa di lubang ventilasi. Selanjutnya, menggunakan lotion antinyamuk, tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai, memasang perangkap telur nyamuk, dan pengendalian larva atau jentik nyamuk dengan pemberian larvasida yang bertujuan untuk membunuhnya. Upaya itu, kata dia, lebih baik dari pada harus mengalami DBD yang sampai saat ini penyembuhannya masih bergantung kepada asupan makanan penderitanya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus dengue di negara ini masih tergolong tinggi mencapai 32.213 kasus sejak awal tahun hingga 12 April 2022. Sementara, pada 2021 total sebanyak 73.518 kasus dengan jumlah kematian 705 kasus. Kemenkes juga menjelaskan di situs resminya bahwa penanganan terhadap penderita DBD belum menggunakan obat khusus, melainkan obat yang disesuaikan dengan gejala yang timbul. Pertolongan awal penderita yang dapat dilakukan adalah perbanyak asupan cairan, minum minimal 2 liter per hari, kompres hangat, bila demam tinggi dapat diberikan obat pereda demam (antipiretik) seperti parasetamol. Bila 2-3 hari gejala semakin memburuk, seperti pasien tampak makin lemas, muntah-muntah, gelisah atau timbul pendarahan spontan seperti mimisan, perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna, dan lain lainnya, segera bawa ke rumah sakit.

Topik:

-