Kasus Lonjakan Covid-19, Kemperin-AGII Berupaya Jaga Ketersediaan Pasokan Oksigen

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 24 Juni 2021 16:59 WIB
Monitorindonesia.com - Lonjakan kasus positif virus corona atau Covid-19 di Tanah Air, khususnya Jakarta membuat pasokan oksigen di rumah sakit (RS) rujukan penanganan Covid-19 mulai berkurang. Guna mengantisipasi hal itu, Kementerian Perindustrian (Kemperin) bersama Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) dan para pelaku industri terkait berupaya menjaga ketersediaan pasokan oksigen medis untuk kebutuhan sejumlah RS di Indonesia. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Kamis (24/6/2021) mengatakan, sinergitas ini diharapkan dapat membantu percepatan penanganan terhadap lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah. "Kemenperin sudah membahas dengan asosiasi terkait kekurangan-kekurangan oksigen di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Mereka akan menyuplai dari pabrik-pabrik di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kami akan terus memastikan kebutuhan oksigen di rumah sakit terpenuhi dan sudah disanggupi oleh asosiasi," ujar Menteri Agus. Menperin berharap pasokan listrik untuk industri berjalan lancar dan tidak ada gangguan. Karena menurutnya, apabila listrik padam, maka mesin produksi di industri gas oksigen butuh waktu delapan jam untuk kembali beroperasi. "Oleh sebab itu, Kemenperin berharap industri yang menyuplai gas oksigen untuk medis juga mendapatkan pasokan listrik terus menerus. Kami meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan hal ini," tuturnya. Selain itu juga agar suplai logistik gas oksigen untuk medis berjalan lancar diharapkan ada dispensasi bagi truk tangki yang membawa oksigen pada jalan-jalan tertentu menuju RS yang membutuhkan. "Ada jalur yang tidak dapat dilalui oleh truk tangki oksigen karena beban muatan yang cukup besar," ujar Agus. Menurut politisi Partai Golkar itu, kebutuhan oksigen medis dipasok dalam bentuk cair, karena banyak rumah sakit sudah memiliki instalasi gas oksigen. "Selain itu, jumlah tabung oksigen di Jawa Tengah hingga saat ini masih mencukupi, apabila kekurangan dapat lebih dulu menggunakan tabung milik produsen, atau mengambil stok yang ada di Jawa Barat dan Jawa Timur," terangnya. Lebih lanjut Menteri Agus menyampaikan bahwa pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait pemutakhiran data kebutuhan oksigen di daerah, terutama RS yang menampung pasien Covid-19. Hal ini diharapkan bisa memastikan agar pasokan oksigen sesuai dengan kebutuhan daerah dan rumah sakit setempat. "Kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia mencapai 650 juta ton per tahun, di mana ada 300 juta ton per tahun terintegrasi dengan pengguna," tambahnya lagi. Saat ini, masih kata Agus, utilisasi rata-rata industri gas oksigen sekitar 80 persen karena sangat tergantung lokasi. Hingga Juni 2021, tercatat sudah ada tujuh juta liter oksigen yang dipesan. "Produksi dan distribusi gas oksigen diprioritaskan untuk kebutuhan rumah sakit dan fasilitas kesehatan dalam menangani lonjakan kasus Covid-19. Adapun gas oksigen untuk kebutuhan industri disalurkan setelah kebutuhan untuk rumah sakit atau fasilitas kesehatan terpenuhi. Hingga saat ini pengaturan keduanya masih terkendali," pungkasnya. (Ery)

Topik:

kemperin jaga pasokan oksigen