Imbas Boikot Produk Pro-Israel , Bisnis Ritel Bisa Anjlok Lebih dari 50 Persen

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 15 November 2023 19:47 WIB
Ilustrasi Supermarket (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi Supermarket (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI -  Uswati Leman Sudi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), memperkirakan bahwa jika seruan untuk boikot produk yang terafiliasi dengan Israel terus berlanjut, pendapatan sektor ritel dapat tergerus lebih dari lima puluh persen.

 Saat ini, menurut Uswati, dampak boikot produk yang terafiliasi dengan Israel terhadap jalannya industri ritel di Indonesia belum terasa.

"Kalau ini terjadi terus menerus, kalau kita bicara pareto dalam kategori yang sama, itu adalah 80 persen dari total bisnis, itu pareto. Kalau pengurangan, mulai biasanya isu ini dari yang kecil, kecil, berkembang, Mungkin bisa 50 persen lebih, bisa turun," kata dia dalam konferensi pers di Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Rabu (15/11).

Selain itu, lanjutnya, seruan boikot juga akan berpengaruh besar terhadap industri ritel dari hulu ke hilir. Akibat lanjutannya, ada potensi mendatangkan penurunan ekonomi Indonesia hingga bisa berujung langkah pemutusan hubungan kerja (PHK).

Meskipun demikian, sebagian besar sektor bisnis mengklaim bahwa mereka tidak memiliki hubungan apa pun dengan Israel dan bahwa semua produk, termasuk bahan bakunya, dibuat di dalam negeri.

"Hulu ke hilir dengan adanya isu yang sekarang beredar, itu pasti akan terganggu. Yang hulunya ada ritel, hilirnya di kami. Jadi, industri maupun distribusinya, kalau kita melihat list yang beredar, kami melihat itu semua pareto produk. Kalau kita bicara pareto produk, kita bisa bayangkan jika itu terjadi, apa yang akan menjadi akibat dari itu semua? Ya, pastinya semua yang di list tersebut diproduksi di Indonesia," lanjut Uswati.

"Kami juga sudah menanyakan ke teman-teman anggota, mereka tidak ada satupun yang memberi sumbangan kepada negara yang disebut berafiliasi dengan mereka. Dan itu bisa ditegaskan bahwa tidak ada satu pun," ungkap dia.

Uswati menyatakan bahwa pihaknya sepenuhnya mendukung tindakan kemanusiaan yang dilakukan oleh semua pihak. Dia juga meminta pemerintah untuk mengambil tindakan tegas untuk mencegah seruan boikot ini berlarut-larut. Dia percaya bahwa hak konsumen untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya akan terabaikan jika hal itu dibiarkan.(Ran)