Defisit Tenaga Kerja, Eropa dan Asia Minati Tenaga Perawat Indonesia

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 19 November 2023 11:48 WIB
Ilustrasi Tenaga Perawat (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi Tenaga Perawat (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Kepala Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nawawi mengatakan migrasi pekerja di bidang kesehatan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Dia menyatakan bahwa fenomena penuaan penduduk yang saat ini dialami oleh negara-negara maju, terutama di Eropa dan Asia Pasifik, telah meningkatkan permintaan tenaga kesehatan berupa perawat dan caregiver.

"Mereka mengalami defisit tenaga kerja, sedangkan Indonesia memiliki surplus tenaga kerja khususnya di bidang kesehatan," kata Nawawi dalam webinar "Migrasi Perawat" disiarkan Antara.

Sehingga terjadi perpindahan bekerja baik itu secara struktural maupun secara natural dari Indonesia ke berbagai negara. Khususnya di negara-negara yang saat ini membutuhkan pekerja di bidang kesehatan, terutama nurse dan caregiver.

Antara  tahun 2021 dan 2023, terdapat 7.568 permintaan pekerjaan tenaga kesehatan dari Belanda, Kuwait, Qatar, Rumania, Arab Saudi, Selandia Baru, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Hanya Rumania yang membutuhkan tenaga perawat saja.

Dari sekian banyak negara itu, Singapura membutuhkan banyak perawat mencapai 5.100 orang. Namun dari data BP2MI baru 37,2 persen yang terpenuhi dari job order.

"Ini peluang buat Indonesia," kata Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Hanif Fadhillah. (Ran)

Berita Terkait