BRIN Nilai Impor Pangan tidak Efektif

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 19 November 2023 14:05 WIB
Gedung BRIN (Foto: Shutterstock)
Gedung BRIN (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berpendapat  untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, Indonesia harus memanfaatkan potensi kearifan lokal dan adopsi teknologi.

Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Haznan Abimanyu mengatakan, kebijakan impor pangan untuk memenuhi kekurangan stok bahan pangan tidak efektif. Sebab dapat menimbulkan ketergantungan terhadap negara lain.

"Peran teknologi sangat diperlukan untuk mendukung inovasi di sektor pertanian. Pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung produksi dan perakitan varietas baru, belakangan ini berkembang pesat," ujar Haznan  di Jakarta, Kamis (16/11).

Haznan menuturkan, teknologi digital juga banyak digunakan untuk mengatasi perubahan iklim yang dapat mengurangi produktivitas lahan pertanian. Menurutnya, perubahan pola pemanfaatan lahan pertanian tidak bisa lagi dilakukan dengan cara konvensional melainkan harus menerapkan skema pertanian cerdas atau smart farming.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengungkap kondisi saat ini menjadi tantangan bagi para pemangku kepentingan, khususnya BRIN sebagai lembaga riset untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dia juga mengatakan bahwa masalahnya bukan hanya memanfaatkan teknologi untuk pertanian, tetapi juga bagaimana menjadikan para petani profesional.

Karena tidak akan ada solusi untuk masalah produktivitas pertanian tanpa komitmen para petani untuk memperbaiki ekosistem pertanian.

"Teknologi tidak ada artinya kalau kita tidak membenahi persoalan-persoalan detail seperti itu. Jika petani sudah profesional artinya mempunyai mental dan komitmen yang bagus maka teknologi akan mudah diterapkan," kata Handoko.

Dia menyatakan bahwa selama ini yang dianggap sebagai hambatan adalah luasnya lahan pertanian. Namun, kondisi seperti itu dapat diperbaiki melalui penggunaan rekayasa teknologi, seperti menanam padi tanpa sawah dan menggunakan media pot untuk menanam pohon buah.

Dengan menggunakan rekayasa teknologi, konsep pertanian tanpa lahan secara konvensional dapat mendorong lebih banyak generasi muda untuk menjadi petani.  BRIN bertekad mencarikan pola-pola teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan rekayasa teknologi.(Ran)