Jelang Musim Dingin, Batu Bara Malah Melemah

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 29 November 2023 10:27 WIB
Ilustrasi Batu Bara Terbakar (Foto: Istock)
Ilustrasi Batu Bara Terbakar (Foto: Istock)

Jakarta, MI - Setelah India meningkatkan impor batu bara dari Rusia, harga komoditas batu bara untuk pengiriman musim dingin kembali turun. Sebaliknya, CPO menguat ketika ekspektasi OPEC+ memperdalam pemangkasannya.

Berdasarkan data Bloomberg, batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2023, Januari hingga Maret 2024 pada perdagangan Selasa (28/11/2023) kompak melemah. Pada kontrak pengiriman Januari 2023 di Newcastle, terpantau melemah -0,93% atau -1,20 poin ke level US$127,90 per metrik ton.

Adapun, kontrak untuk Desember 2023 ditutup melemah -0,04% atau -0,05 poin ke level US$127,45 per metrik ton. Pelemahan harga batu bara terjadi lebih dalam di pasar Rotterdam, kontrak pengiriman Maret 2024, longsor -4,29% ke level US$106.

Mengutip Reuters, Rabu (29/11) India disebutkan akan meningkatkan impor batu bara kokas, yakin bahan utama pembuat baja dari Rusia. Hal ini dilakukan seiring dengan menurunnya pasokan dari pemasok utama dari Australia.

Sebelumnya, pada awal bulan ini, Australia telah meyakinkan India pasokan yang stabil untuk komoditas ini. Namun, India ingin berupaya melepaskan ketergantungan keranjang impornya.

Menurut Kpler, India diperkirakan akan mengimpor sekitar 17,78 juta metrik ton batu bara termal pada 2023, turun dari 18,82 juta di bulan Oktober 2023 yang merupakan bulan terkuat sejauh ini pada tahun ini.

Impor batu bara dari Indonesia diperkirakan juga menurun menjadi 10,92 juta metrik ton pada November 2023, dari 12,19 juta pada Oktober 2023.

Menurut Global Energy Monitor (GEM), lembaga pemantau energi AS, kurang dari 2 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik batu bara baru dibangun di luar China dalam tiga kuartal pertama 2023. Hal ini jauh di bawah kapasitas rata-rata tahunan pada tahun 2015–2022 sebesar 16 GW.

Dengan dimulainya pembicaraan iklim COP28, aturan penurunan kapasitas pembangkit batu bara mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan kembali proyek pembangkit listrik. Proyek pembangkit batu bara berkapasitas 110 gigawatt yang masih dipertimbangkan di seluruh dunia akibat COP 28. (Ran)