Starbucks Lesu, Investor Rekomendasikan Jual Saham

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 11 Desember 2023 08:56 WIB
Ilustrasi Starbucks (Foto: Reuters)
Ilustrasi Starbucks (Foto: Reuters)

Jakarta, MI – Pasca aksi boikot yang menyasar produk yang dianggap mendukung Israel, RHB Research melakukan penelitian di gerai Starbucks yang menunjukkan 30 persen penurunan pengunjung. Setelah itu, RHB Research di Malaysia merekomendasikan para investor untuk  menjual untuk saham Berjaya Food Bhd.

Dikutip dari New Straits Times pada pekan lalu, anjloknya kunjungan tersebut adalah dampak dari boikot terhadap Starbucks yang terkait konflik Israel-Hamas.

Starbucks menyumbang 91% pendapatan grup Berjaya Food. Saat jam sibuk, RHB mengunjungi beberapa gerai Starbucks dan melihat penurunan yang signifikan dalam jumlah kunjungan. Pusat perbelanjaan tetap penuh dengan pelanggan, tetapi kunjungan turun.

RHB Research menyampaikan dalam catatan terhadap investornya bahwa situasi telah menjadi lebih buruk dari ekspektasi. Hal ini dinilai akan mendorong Starbucks untuk memperkuat strategi promosi yang agresif dan justru akan menekan tingkat keuntungan perusahaan.

RHB pun menurunkan proyeksi harga saham BFood sebesar 24 persen menjadi ke level 46 sen. Pada Rabu (6/12), harga saham BFood masih bertengger di level 59,5 sen.

RHB juga menyoroti momentum boikot sangat menekan perusahaan karena pada akhir tahun seharusnya BFood bisa mendulang keuntungan dari periode liburan.

"Outlook kami untuk BFood menjadi lebih hati-hati karena boikot Starbucks Coffee dapat berlangsung lebih lama dari yang kami perkirakan jika tidak ada resolusi jangka pendek terhadap konflik Israel-Hamas," ungkap RHB.(Ran)