Waduh! Mulai 17 Agustus 2024 Beli Pertalite Dibatasi

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 9 Juli 2024 19:41 WIB
Petugas saat mengisi pertamax ke tangki motor pelanggan [Foto: Doc. MI]
Petugas saat mengisi pertamax ke tangki motor pelanggan [Foto: Doc. MI]

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa pemerintah menargetkan pengetatan penggunaan subsidi bahan bakar minyak pada 17 Agustus, sehingga dapat mengurangi jumlah penyaluran subsidi kepada orang yang tidak berhak.

Pernyataan tersebut disampaikan Luhut, saat membahas permasalahan penggunaan bensin yang berhubungan dengan defisit APBN 2024.

“Pemberian subsidi yang tidak tepat. Itu sekarang Pertamina sudah menyiapkan," kata Luhut dalam akun instagram resminya, @luhut.pandjaitan, selasa (9/7/2024).

"Kami berharap 17 Agustus ini, kami sudah bisa mulai, di mana orang yang tidak berhak dapat subsidi itu akan bisa kami kurangi,” sambungnya.

Ia meyakini, dengan pengetatan penerima subsidi, pemerintah dapat menghemat APBN 2024.

Selain memperketat penyaluran BBM bersubsidi, Luhut juga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berencana untuk mendorong alternatif pengganti bensin melalui bioetanol.

Luhut meyakini bahwa penggunaan bioethanol, tidak hanya mampu mengurangi kadar polusi udara. Tingkat sulfur yang dimiliki bahan bakar alternatif ini, juga tergolong rendah.

“Itu akan mengurangi orang yang sakit ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut),” ujarnya.

Apabila Indonesia berhasil mengurangi kadar sulfur dengan menggunakan bioetanol, Luhut meyakini jumlah penderita ISPA bisa ditekan, dan pembayaran BPJS untuk penyakit tersebut bisa menghemat APBN.

“Itu juga bisa menghemat sampai Rp38 triliun,” jelasnya.

Luhut mengingatkan defisit APBN 2024 diproyeksi, akan lebih besar dari target yang telah ditetapkan.

"Defisit APBN menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, dalam menjaga stabilitas keuangan dan keseimbangan anggaran negara," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), mengalami defisit sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada semester I-2024.

“Sampai dengan semester I-2024, defisit APBN masih terjaga sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34 persen PDB, dengan keseimbangan primer masih mencatatkan surplus sebesar Ro162,7 triliun,” kata Sri Mulyani saat Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Senin (8/7/2024).

Pendapatan negara pada semester I-2024, tercatat sebesar Rp1.320,7 triliun atau terkontraksi sebesar 6,2 persen (year-on-year/yoy). Penerimaan perpajakan tercatat hanya sebesar Rp1.028 triliun, turun 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.