Makin Menggunung! Utang Luar Negeri RI Capai Rp7.007 Triliun

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 17 Maret 2025 12:07 WIB
Utang Luar Negeri (ULN) RI mencapai US$ 427,5 Miliar (Foto: Ist)
Utang Luar Negeri (ULN) RI mencapai US$ 427,5 Miliar (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Per akhir Januari 2025, Utang Luar Negeri (ULN) RI mencapai US$ 427,5 miliar atau setara dengan Rp 7.007,58 triliun, jika dikonversi dengan kurs Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 16.392 per dolar AS (per 14 Maret 2025).

Angka ini tumbuh 5,1% dibandingkan Januari tahun lalu (year-on-year/yoy), dan lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat 4,2% yoy.

ULN pemerintah pada Januari adalah sebesar US$ 204,8 miliar, naik 5,3% yoy, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 3,3% yoy pada bulan sebelumnya.

"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," sebut laporan BI yang dirilis Senin (17/3/2025). 

Dalam laporan BI disebutkan, ULN pemerintah terutama dialokasikan untuk mendukung sektor-sektor prioritas seperti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang menyerap 22,6% dari total ULN pemerintah, diikuti oleh sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 17,8%.

Selain itu, sektor Jasa Pendidikan memperoleh porsi 16,6%, Konstruksi 12,1%, serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 8,2%.

"Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah," lanjut laporan BI.

Adapun posisi ULN swasta pada Januari tercatat sebesar US$ 194,4 miliar. Turun 1,6% yoy, sama seperti bulan sebelumnya.

Perkembangan ULN tersebut terutama didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mengalami kontraksi sebesar 2,3% yoy, lebih dalam dibandingkan 1% yoy pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,4% dari total ULN swasta.

ULN swasta pun masih didominasi oleh utang berjangka panjang, yang porsinya mencapai 76,6% dari keseluruhan total ULN swasta.

"Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 30,3% pada Januari 2025, dari 30,5% pada Desember 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tutur laporan BI.

Topik:

utang-luar-negeri bank-indonesia