Dana Dividen 2,5% BUMN akan Dialokasikan ke Danantara Trust Fund

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 Mei 2025 15:52 WIB
CEO Badan Pelaksana Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani (Foto: Ist)
CEO Badan Pelaksana Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara tengah mempersiapkan pembentukan Danantara Trust Fund. 

Melalui skema ini, Danantara berencana mengalokasikan antara 1% hingga 2,5% dari total dividen yang diterima setiap tahunnya untuk lembaga filantropis ala Danantara tersebut.

Langkah ini disampaikan langsung oleh CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan tokoh filantropi dunia Bill Gates dan filantropis Indonesia di Istana Merdeka, Rabu (7/5/2025).

Sehari sebelumnya, kata Rosan, ia telah berdiskusi dengan tim dari Gates Foundation guna menjajaki peluang kolaborasi, termasuk kemungkinan partisipasi pendanaan dalam Danantara Trust Fund. 

"Setiap tahun di Danantara Trust Fund, kami akan memberikan sedikitnya US$100 juta. Untuk 5 sampai 6 tahun ke depan, kami berkomitmen memberikan hingga US$1 miliar di Danantara Trust Fund. Jadi itu juga merupakan potensi kolaborasi dengan Gates Foundation," tutur Rosan.

Rosan juga mengungkapkan, US$1 miliar itu akan bergerak pada bidang pendidikan, edukasi, sanitasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Rosan menjelaskan bahwa pemerintah memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu hub untuk aliran modal filantropi di kawasan Asia Tenggara, khususnya di lingkungan ASEAN. 

Ia juga mengaku telah berdiskusi dengan sejumlah pelaku usaha, di mana mereka meyakini lembaga untuk modal filantropi saat ini berada di Danantara.

"Itu yang saya ajak bicara sama mereka, karena idealnya [pendanaan filantropi] kalau di Amerika Serikat 2% dari produk domestik bruto [PDB]-nya. Kalau kita 2% dari GDP Indonesia, yang di mana PDB Indonesia US$1,5 triliun berarti kan US$30 miliar," ungkapnya.

Rosan menambahkan bahwa Danantara juga akan mengkoordinasikan Danantara Trust Fund dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki program Corporate Social Responsibilty (CSR).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Indonesia sebenarnya menerima hibah bergulir sekitar US$1 miliar setiap tahunnya, yang dialokasikan untuk berbagai lembaga.

Namun, ia menyoroti bahwa saat pandemi Covid-19, sebagian besar hibah internasional untuk Indonesia justru disalurkan lewat negara lain. Hal ini terjadi karena Indonesia belum memiliki entitas yang bisa dipercaya untuk mengelola hibah tersebut.

"Makanya saya berbicara dengan Pak Rosan, mungkin kita bisa membangun dan meniru apa yang dimiliki Temasek Trust untuk menciptakan Danantara Trust," kata Budi.

Budi pun mengajak Bill Gates hingga Dewan Penasihat Danantara Raymond Thomas Dalio atau Ray Dalio untuk menjadi dewan di Danantara Trust Fund, terlebih kedua taipan itu pernah menjabat sebagai dewan di lembaga filantropi di China. 

"Pak Gates memiliki manajemen sistematis yang dapat membantu kita mendapatkan kepercayaan dari orang-ornag ini. Jadi mereka dapat mulai memberikan dana," imbuhnya.

Adapun sejumlah pengusaha Tanah Air yang hadir dalam pertemuan dengan Prabowo dan Bill Gates di antaranya adalah Haji Abdul Rasyid; pemilik CT Corp Chairul Tanjung; pemilik PT Alamtri Resources Tbk (ADRO), Garibaldi 'Boy' Thohir; pemilik Arsari Group Hashim Djojohadikusumo serta Pendiri PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Prajogo Pangestu.

Turut hadir pula Komisaris Indika Energy (INDY) Arsjad Rasjid; pemilik Artha Graha Group Tomy Winata; pemilik Lippo Group James Riady; petinggi Salim Group Anthony Salim; pemilik Mayapada Group Dato Sri Tahir; serta pemilik Jhonlin Group Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam.

Topik:

danantara pembentukan-danantara-trust-fund bill-gates