Setelah 10 Tahun Dibekukan, Israel dan Turki Memulai Kembali Hubungan Pertahanan

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 28 Oktober 2022 07:24 WIB
Jakarta, MI - Israel kembali memulai hubungan pertahanan dengan Turki setelah terputus selama 10 tahun akibat berbagai isu yang telah memperburuk hubungan kedua negara. Perbaikan hubungan itu ditandai dengan pertemuan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dengan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar kemarin. Gantz menyatakan era baru dalam hubungan keamanan dengan Turki telah dimulai dan kedua negara berusaha untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak selama satu dekade. Gantz mengakui bahwa perbaikan hubungan itu dilakukan setelah dua bulan kedua negara memulai kembali hubungan diplomatik. “Selama lebih dari satu dekade, tidak ada ikatan keamanan formal,” kata Gantz setelah pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Pertahanan Hulusi Akar di Ankara seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (28/10). Dia menambahkan bahwa hari ini kedua pihak mengubahnya dalam proses yang bertanggung jawab dan bertahap yang melayani kepentingan Israel. Pada tahun 1949, Turki menjadi negara berpenduduk mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel. Namun hubungan bilateral mulai merenggang pada 2008 setelah operasi militer Israel di Gaza. Hubungan kemudian membeku pada 2010 setelah kematian 10 warga sipil menyusul serangan Israel di kapal Mavi Marmara Turki. Kapal itu merupakan bagian dari armada yang mencoba menembus blokade Israel dan membawa bantuan ke Gaza. Rekonsiliasi singkat berlangsung dari 2016 hingga 2018 ketika Turki menarik duta besarnya dan mengusir Israel atas pembunuhan warga Palestina selama konflik dengan Gaza. Hubungan mulai mencair setelah turunnya mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Presiden Israeli Isaac Herzog melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki pada bulan Maret, diikuti oleh Perdana Menteri Yair Lapid pada bulan Juni. Lapid adalah menteri luar negeri pada saat itu. Setelah berbulan-bulan hubungan yang memanas, Israel dan Turki mengumumkan pada 17 Agustus pemulihan penuh hubungan dan kembalinya duta besar ke kedua negara. Akar mengatakan hubungan yang lebih erat akan membantu menemukan solusi untuk beberapa topik saat ini yang masih belum menemukan persamaan persepsi, termasuk soal Palestina. Kami percaya bahwa pengembangan hubungan dan kerja sama kami dengan Israel juga akan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional, kata menteri pertahanan Turki tersebut. Terkait langkah Israel untuk mengatasi kehadiran gerakan Palestina di tanah Turki, Gantz mengatakan “masalah itu muncul dalam pembicaraan kami” dan Israel terus-menerus terlibat dengan organisasi keamanan Turki. Ini adalah pertemuan keamanan strategis pertama setelah bertahun-tahun, katanya. "Anda tidak bisa terlalu banyak mengambil bagian ke dalam satu pertemuan," ujar Gantz. Dia menambahkan "lebih banyak yang bisa dilakukan bersama untuk mengurangi pengaruh mereka yang mengacaukan wilayah kami dengan mendukung atau melakukan terorisme terhadap warga sipil yang tidak bersalah". “Ini juga berlaku untuk Palestina,” kata menteri Israel tersebut.