Putin: Dunia Hadapi Dekade Paling Berbahaya, Dominasi Barat Segera Berakhir

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 28 Oktober 2022 05:35 WIB
Jakarta, MI - Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa dunia menghadapi dekade paling berbahaya sejak Perang Dunia II ketika para pemimpin negara Barat berjuang untuk mencegah runtuhnya dominasi global Amerika Serikat dan sekutunya yang tak terhindarkan. Dalam salah satu penampilan publik terlamanya sejak dia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, Putin mengatakan tidak menyesal tentang apa yang dia sebut "operasi khusus". Dia malah menuduh negara Barat menghasut perang dan melakukan permainan "berbahaya, berdarah dan kotor". Permainan tersebut telah menabur kekacauan di seluruh dunia, katanya. "Periode sejarah dominasi Barat yang tidak mau berbagi dengan negara lain segera berakhir," kata Putin dalam acara Valdai Discussion Club dengan tajuk "Dunia Pasca-Hegemonik: Keadilan dan Keamanan untuk Semua Orang". Dia mengatakan saat ini kita berdiri di perbatasan sejarah. Di depan mungkin ada dekade yang paling berbahaya, tidak dapat diprediksi dan sangat menentukan sejak akhir Perang Dunia II, katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (28/10). Mantan mata-mata KGB berusia 70 tahun itu, seperti biasa, memberikan interpretasi yang pedas atas perilaku negara Barat. Dia menggambarkan telah terjadi kemunduran negara Barat dalam menghadapi kekuatan Asia yang meningkat seperti China. Putin tampak santai selama lebih dari tiga setengah jam pada acara itu ketika dia ditanyai tentang ketakutan akan perang nuklir. demikian jugta soal hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping dan tentang bagaimana perasaannya tentang tentara Rusia yang tewas dalam perang Ukraina. Dia menyebut invasinya ke Ukraina "sebagian" sebagai perang saudara, namun gagasan itu ditolak pihak Ukraina. Puluhan ribu orang tewas dalam perang, sementara negara Barat telah memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah terhadap Rusia, salah satu pemasok sumber daya alam terbesar di dunia, katanya. Pemimpin Rusia itu menyalahkan negara Barat karena telah memicu ketegangan nuklir baru-baru ini. Dia merujuk pada pernyataan mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss tentang kesiapannya untuk menggunakan penangkal nuklir di London jika keadaan menuntutnya.