DPR: Mr Trump, Tidak Adil jika Pejuang Palestina Dilucuti Senjatanya Sementara Israel Dibiarkan Menembaki Gaza

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 20 Oktober 2025 3 jam yang lalu
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta (Foto: Dok MI)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Israel telah melanggar gencatan senjata lebih dari 48 kali dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan 38 warga Palestina gugur sebelum gelombang serangan terbaru ini. Israel juga memblokade bantuan kemanusiaan.

Sukamta, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Senin (20/10/2025) melalui telepon seluler menyatakan: "Gencatan senjata tercederai oleh ulah Israel yang masih menembaki warga di Gaza yang dituduh melanggar gencatan senjata. Tentara Israel masih begitu ringan tangan untuk menembaki warga Gaza yang menurut mereka melanggar garis batas. Nyawa warga Gaza seperti tidak ada harganya di mata Israel, tidak ada penghormatan meski sedang berada dalam transisi perdamaian. Dengan kondisi seperti ini, tentu sangat tidak fair jika pihak Hamas diharuskan melucuti senjata, Mr. Trump. Tanpa adanya jaminan keamanan, proses perdamaian akan sulit bahkan mustahil terwujud. Polisi saja tidak cukup."

Politisi dari PKS ini menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina adalah harga mati, syarat mutlak terwujudnya perdamaian. Dengan kemerdekaan penuh, Palestina berdaulat untuk mengatur negaranya sendiri, termasuk membentuk tentara nasional Palestina yang akan menjaga negara negaranya. Di situlah Hamas dengan kerelaan akan menyerahkan senjatanya, karena Palestina merdeka sudah memiliki angkatan perang sendiri.

Si vis pacem parabellum, untuk menuju perdamaian, harus siap untuk perang, yang notabene mengharuskan suatu negara memiliki militer yang kuat, yang mampu membuat negara lain tidak semena-mena terhadap negara tersebut. Sehingga tercipta kondisi saling menghormati atau minimal tidak arogan untuk menyerang negara tersebut. Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka negara yang memiliki militer nasional kuatlah yang akan melakukan kejahatan terhadap negara yang tidak memiliki tentara nasional.

Selain itu, Sukamta juga menyoroti soal pertukaran sandera. 

"Proses perdamaian yang tercederai ini baru memasuki tahap awal. Hamas dan Israel saling bertukar sandera, termasuk sandera yang telah mati. Meskipun jenazah sandera yang diterima Palestina membuktikan betapa biadabnya Israel memperlakukan sandera di luar batas kemanusiaan. Bekas-bekas penyiksaan terlihat jelas di tubuh para sandera Israel. Ada dugaan serangan Israel ke Gaza untuk menutupi kejahatan Israel ini," ujarnya.

"Indonesia, dalam hal ini Presiden Prabowo, perlu mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menekan Israel mematuhi perjanjian gencatan senjata, tidak melakukan penyerangan lagi. Statemen Presiden Trump tempo hari menyatakan Perang sudah Berakhir, jangan hanya omon-omon. Akuilah kemerdekaan Palestina secara penuh," imbuh doktor lulusan Teknik Kimia di Manchester, Inggris ini.

Topik:

konflik-palestina-israel gencatan-senjata hamas donald-trump dpr-ri