Khawatir dengan Kekuatan China, AS Gandeng Jepang untuk Memperkuat Pasukannya di Australia

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 7 Desember 2022 11:48 WIB
Jakarta, MI - Amerika Serikat akan memperbanyak kehadiran dan rotasi pasukan udara, darat, dan laut di Australia , termasuk pesawat pengebom dan jet tempur di tengah kekhawatiran bersama tentang China. Berbicara setelah pembicaraan tahunan AUSMIN antara negara sekutu itu, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengatakan kedua negara juga setuju untuk "mengundang Jepang untuk berintegrasi ke dalam postur kekuatan bersama Australia." Akan tetapi Austin tidak memerinci kapan akan ada peningkatan rotasi, atau berapa banyak pasukan, kapal, dan pesawat yang akan mereka libatkan. Dia juga tidak menjelaskan mengapa pengumuman itu berbeda dari pernyataan serupa lebih dari setahun yang lalu. “Amerika Serikat dan Australia berbagi visi tentang kawasan di mana negara-negara dapat menentukan masa depan mereka sendiri,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Australia yang mencakup menteri luar negeri negara tersebut sebagimana dikutip CNN.com, Rabu (7/12). Dia mengatakan sayangnya visi itu ditantang hari ini dan adanya tindakan berbahaya dan koersif dari China di seluruh Indo-Pasifik, termasuk di sekitar Taiwan dan negara Kepulauan Pasifik serta di Laut China Timur dan Selatan. Dia menilai China mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan. Washington melihat Canberra sebagai mitra penting dalam upayanya melawan China di Indo-Pasifik dan para analis mengatakan Australia dapat memiliki peran logistik penting untuk dimainkan dalam pertahanan Taiwan melawan setiap langkah Beijing untuk merebut kembali wilayah strategis yang dikelola sendiri itu. Australia sudah sering menjadi tuan rumah kolaborasi militer dengan AS. Ribuan Marinir AS berputar melalui wilayah itu setiap tahun untuk pelatihan dan latihan bersama, yang dimulai di bawah mantan Presiden Barack Obama. AS berencana untuk mengerahkan hingga enam pembom B-52 berkemampuan nuklir ke sebuah pangkalan udara di Australia utara, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. Tepat sebelum pembicaraan AUSMIN tahun lalu, AS, Inggris, dan Australia membuat kesepakatan keamanan, yang dikenal sebagai AUKUS, yang akan memberi Australia teknologi untuk mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir. Kedua belah pihak mengatakan mereka melakukan diskusi lebih lanjut tentang masalah itu dan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace akan menghadiri pertemuan tatap muka pertama para menteri AUKUS pada hari Rabu di Washington. Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu saat berbicara pada KTT Dialog Shangri-La di Singapura pada 11 Juni 2022 mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk membangun kembali hubungan dengan Australia setelah kesepakatan kapal selam yang gagal. Pertemuan tersebut dilakukan pada saat yang kritis bagi para mitra, yang akan memutuskan pada bulan Maret apakah kapal selam itu milik Inggris atau Amerika dan menetapkan peta jalan untuk armada Australia.