Kala Megawati Tak Takut KPK: Bawa-bawa Nama Kapolri hingga Sentil Pengkhianat!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 31 Juli 2024 35 menit yang lalu
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyinggung soal kekuasaan yang memiliki batas waktu. Ia mengingatkan, apabila sudah masanya kekuasaan tersebut selesai maka harus diterima.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyinggung soal kekuasaan yang memiliki batas waktu. Ia mengingatkan, apabila sudah masanya kekuasaan tersebut selesai maka harus diterima.

Jakarta, MI - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengaku tak takut dengan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Dalam pidatonya di Mukernas Perindo, Jakarta, Selasa (30/7/2024) memberikan kritik keras kepada penyidik KPK, Rossa Purbo Bekti.

"Waktu Pak Hasto dipanggil menurut saya tidak sesuai, saya ngomong kamu siapa Rossa (penyidik KPK). Jangan hanya kamu pegawai KPK, ya, saya enggak takut, gile," tegas Megawati sekaligus merespons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dipanggil oleh KPK terkait kasus hukum yang melibatkan Harun Masiku.

Megawati mengaku heran alasan PDIP kerap diincar dan dicari-cari kesalahannya oleh penegak hukum. Namun, tidak ada yang berani menangkap dirinya, justru orang-orang disekelilingnya yang dijerat kasus.

“Kenapa kami dibeginikan coba? Saya sampai tanya PDI Perjuangan, saya kan nanya sama ahli tata negara, pengacara, sebenarnya salah saya ini opo toh. Coba pikir, coba kalau bisa". 

"Tapi mau ngambil saya pada enggak berani. Jadi yang sasarannya di sekeliling saya gitu loh. Aduh kayaknya saya ini bodoh banget ya. Saya ini cuma diem ajalah. Yaudah gitu ya gitu biarin dah,” bebernya.

Megawati pun mengaku meski dirinya mampu melawan dan memiliki anak buah yang kuat, ia memutuskan tak perlu melawan. “Karena buat apa? Karena saya itu mikir kalau saya lawan, anak-anak saya itu banyak preman lho. Enggak ada takut lho. Kali ini mereka hanya bilang 'ibu sabar banget, ibu sabar banget, ibu sabar banget', udah diem aja, kubilang. Nanti juga selesai. Gitu,” jelas Megawati.

“Karena apa? Saya bukannya untuk saya. Ini buat bangsa dan negara. Saya tidak mau bahwa negara kita dikocak-kacik enggak jelas dengan aturan-aturan yang dirubah semaunya sendiri,” sambungnya.

Bawa-bawa nama Kapolri
Megawati juga meminta Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto tidak takut apabila nanti ditangkap oleh KPK. Ia menyebut siap menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jika Hasto benar akan ditangkap.

“Jadi saya bilang sama Hasto, 'Udah enggak usah takut, nanti kalau kamu diambil aku pergi ke Kapolri', aku bilang gitu. Coba pingin apa ngomong sih Kapolri itu. Lho iya lah. Enak aja. Masukin itu ke media,” tegas Mega.

Megawati meminta semua pihak untuk tidak takut adanya intimidasi, sebab apabila kita benar, maka akan selalu menang. “Saya herannya sekarang kalian ini, ini maaf ya, penuh dengan rasa ketakutan, saya pikir opo toh yo. Mbok saya kan selalu mengajarkan kebenaran is kebenaran. satyam eva jayate. Jadi ya sudahlah. Ngapain sih gitu,” katanya.

Polisi hormat Megawati?
Megawati juga sempat menceritakan bagaimana pada masa kepemimpinan mendiang Presiden Soeharto, ia diperiksa oleh Kapolres Jakarta Selatan tanpa pertanyaan dan maksud yang jelas. Namun akhirnya, polisi tersebut justru hormat padanya saat ia menjadi presiden.

"Suatu saat saya jadi presiden saya ke Sulawesi Selatan, jadi bapak (Kapolres) itu sudah jadi Kapolda. Sekarang lu hormat sama saya, makanya gitu aja kok takut loh, orang gak ada yang langgeng,” kata Megawati.

Megawati mengingatkan, kekuasaan tidak ada yang langgeng. Ia meminta penguasa untuk turun dengan legowo apabila memang sudah waktunya turun.

“Enggak ada kekuasaan yang langgeng, iya lah, mbok ya sudah lah, artinya kalau sudah waktunya ya sudah lah, saya kan gak ribut waktu hanya tiga tahun presiden, yaudah kalah, yaudah kalah, padahal saya tahu sebenarnya gak kalah,” kata Megawati.

Megawati mengaku tak masalah pernyataannya dimuat oleh media dan menjadi ribut. Apalagi, kata dia, saat ini Polisi kerap kali mencari-cari target orang tidak bersalah untuk diinterograsi, salah satunya ia menyebut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. 

"Apa sekarang polisi mau cari-cari, sekarang kan gitu ditarget-ditarget-ditarget, betul enggak? Nah iya kok gitu takut,” tandasnya.

Dia juga berbicara soal manusia yang lupa diri dan kisah seorang pengkhianat bernama Yudas Iskariot. "Saya ditanya, 'ibu, manusia itu kok bisa lupa ya?'. Benar, banyak yang nanya ke saya. Loh, namanya juga manusia, saya bilang. Kalau namanya nabi (tidak lupa)," kata Megawati.

Karena manusia kerap lupa itu pula, menurut Megawati, maka dalam ajaran Islam, ada malaikat yang bertugas melakukan evaluasi dan pencatatan terhadap setiap tindakan manusia.

"Apa artinya? Bahwa kita memang selalu sebagai manusia dicoba untuk bisa teguh tidak pada pendirian kita, pada etika kita, pada moral kita, pada nurani kita," ujar Megawati.

Megawati juga mencoba memahami cerita di Injil, kitab umat Kristiani, untuk mendalami topik manusia lupa diri itu. Dalam Injil, ujar Megawati, dikisahkan Yesus memiliki sejumlah sahabat. Namun ada dari sahabat tersebut yang akhirnya menjadi pengkhianat, yakni Yudas Iskariot.

"Jadi yang Yudas Iskariot itu kok mampu ya sebagai manusia (mengkhianati Yesus)? Loh betul, karena apa?" katanya.

Megawati menceritakan bahwa Yudas yang menunjukkan wujud seorang Yesus kepada aparat yang hendak menangkapnya. Saat itu, nama Yesus sudah terkenal, tapi tak semua orang mengenali wujudnya.

"Jadi waktu itu kalangan pemerintah mau tahu. Nah, termakanlah Yudas dengan 11 keping perak, bukannya emas loh. Tapi akhirnya (Yudas) bunuh diri," kata Megawati.

"Iya loh, kalau enggak percaya baca deh sejarahnya. Jangan nanti ibu dibilang ibu nyindir siapa, terus ibu provokator, enggak loh. Saya bertanggung jawab loh. Kecuali kalau orang itu juga hanya bohong," imbuh Megawati.