Jika PDIP-PKS Oposisi, Kemungkinan Anies-Ahok Maju Pilgub Jakarta Akan Terwujud

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 7 Mei 2024 13:30 WIB
Lambang PDIP dan PKS (Foto: Dok MI)
Lambang PDIP dan PKS (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Soal usulan rakyat yang menginginkan agar 2 mantan gubernur DKI Jakarta, yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersatu dalam Pilgub Jakarta 2024 bukanlah sesuatu hal yang tak mungkin terjadi. 

Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai hal itu bisa saja terjadi jika PDIP dan PKS memutuskan untuk memilih langkah menjadi oposisi dari pemerintahan Prabowo-Gibran. 

"Jika PDIP dan PKS merupakan 2 partai yang akhirnya jadi oposisi dari pemerintahan Prabowo-Gibran, maka kedua partai ini bisa saja berkoalisi di Pilgub Jakarta untuk mempertegas sikap oposisi mereka dengan pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Biran sapaan akrabnya saat berbincang dengan Monitorindonesia.com Selasa (7/5/2024). 

Kata Biran, meski PDIP dan PKS merupakan partai yang berbeda secara ideologi, tetapi keduanya sangat berpotensi untuk membangun hubungan di Pilkada Jakarta. 

"Kendati PDIP dan PKS merupakan 2 partai yang sangat berbeda secara ideologis, tetapi keduanya bisa menjalin hubungan simbiosis mutualisme di Pilgub Jakarta," ujarnya. 

Apalagi kata Biran, keduanya merupakan partai pemenang pemilu di Pileg Jakarta, di mana PKS pada urutan pertama dengan 1.012.028 (16,68%) atau 18 Kursi dan PDIP di urutan kedua dengan 850.174 (14,01%) atau 15 Kursi.

"Jika keduanya berkoalisi di Pilgub Jakarta, maka sudah mencukupi syarat mencalonkan Gubernur dan Wakil Gubernur yakni suara atau kursi 20%," bebernya 

Selain itu, perbedaan ceruk pemilih dari kedua partai tersebut juga bisa saling menguntungkan dan saling mengakamodir elektoral masing-masing partai.

"Jika kedua partai ini berkoalisi, maka keduanya akan menggelar rekonsiliasi politik antara massa pendukung Ahok dan masaa pendukung Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu," pungkasnya.